www.wartaiainpontianak.com – Udara kota Pontianak semakin tidak sehat. Akibat karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang semakin meningkat menyebabkan kabut asap menjadi semakin pekat. Siswa-siswa SD hingga SMA harus diliburkan, hal ini membuat mahasiswa juga turut ingin diliburkan.
“Menurut saya, kenapa harus libur. Mahasiswa dan siswa itu berbeda, yang membedakannya dari segi pemikiran, kalau siswa kebanyakan belum bisa bedakan mana yang baik mana yang tidak. Kalau mahasiswa bisa lebih berfikir kalau ada asap pakai apa atau gimana,” ujar Muhammad Aulia Rahman seorang Mahasiswa IAIN Pontianak (16/09/19).
Dengan udara yang tidak sehat, seharusnya untuk tetap berdiam diri didalam rumah.
“Kalaupun dikasi libur, saya yakin tidak semua akan berdiam diri dirumah, mungkin masih keluyuran,” ujarnya.
Walaupun dengan kabut asap yang pekat, mahasiswa akan pandai mencari solusi untuk tetap nyaman dengan kondisi udara yang tidak sehat.
“Mahasiswa tentu tau bagaimana cara mengantisipasi agar tidak terlalu banyak menghirup asap yang tidak sehat ini, dengan menggunakan masker atau membatasi keluar rumah contohnya,” tutur Aulia.
Mahasiswa tidak diliburkan karena dianggap memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Namun, masih menjadi pertanyaan siapa yang akan menanggung mahasiswa yang jatuh sakit karena kabut asap sebab harus kuliah.
“Siswa itu masa pertumbuhan nya masih berkembang, kalau mahasiswa udah akhir,” jelas Aulia.
Menurut Aulia, mahasiswa tidak perlu berkoar-koar di sosial media, karena semua itu hanya sia-sia.
“Kalau emang benaran minta libur, kan langsung bisa hubungi pemerintah atau yang berkepentingan.” tutup Aulia.
Reporter: Syarifah Desy