wartaiainpontianak.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pontianak gelar diskusi kebebasan pers dunia bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Warta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak pada 4 Mei 2019, bertempat di Gazebo IAIN Pontianak. Pada kesempatan itu Fachrizal jurnalis senior, Dian Lestari ketua AJI Pontianak, dan Farli Afif ketua LPM Warta sebagai pemateri.
Diskusi yang digelar dalam rangka memperingati Kebebasan Pers Dunia, 3 Mei, dihadiri sejumlah anggota AJI Pontianak, Wakil Rektor III, Anggota LPM Warta, LPM Mimbar Untan Pontianak, Anggota Jurnal Khatulistiwa, dan sejumlah Mahasiwa IAIN Pontianak lainnya.
Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari mengatakan jurnalis harus bersama-sama utuk melakukan perjuangan di dalam dunia pers. Termasuk media pers kampus adalah media perjuangan. “Selalu saya bilang bahwa, kita seharusnya ingat betul, bahwa media kampus ini adalah perjuangan, maka perjuangan itu sebaiknya kita bersama-sama. Tidak cukup hanya di dalam saja,” ujar Dian.
Dian juga mengimbau para jurnalis kampus untuk berpartisipasi ketika ada ancaman dengan melaporkan kepada media luar. Diantaranya kepada AJI Pontianak hal ini mengingat pers kampus yang masih belum mempunyai payung hukum yang kuat.
“Jika ada kalian memegang bukti, fakta, bahwa ada ancaman kemudian ada tindakan diskriminatif terhadap para mahasiswa yang bergerak pada pers kampus, maka kalian harus memberi tahu kepada media. Terutama kepada AJI,” terang Dian.
Hal ini diterangkan Dian, karena AJI yang berasal dari orang-orang kampus, maka AJI juga tidak akan diam. Aji juga akan aktif membantu teman-teman pers kampus.
“Tidak mungkin kalian berjuang sendiri, efeknya tidak akan terasa karena kalian akan jadi serba salah karena Undang-undangnya tidak ada. Tapi kerja kalian itu kerja yang memang sesuai kaidah jurnalistik ,” jelas Dian.
“Wartawan kampus kekuatannnya adalah kekuatan bersama,” tuturnya. Dian menghimbau untuk jangan takut, bahwa dengan berekspresi seperti apapun jurnalis punya alternatif untuk membuat perjuangan bersama itu bergema.
Reporter : Sapto Nur Cahyo