Wartaiainpontianak.com – Duka besar terjadi di Kalimantan Barat akibat musibah banjir bandang yang menerjang beberapa daerah di Kalimantan Barat. Seperti yang dilansir pad https://regional.kompas.com/read/2020/07/09/06534031/banjir-bandang-terjang-entikong-ratusan-rumah-rusak-dan-253-keluarga dan https://m.antaranews.com/berita/1601606/melawi-kalbar-dilanda-banjir-dan-tanah-longsor yang dilansir pada 4 hari lalu. Kamis,(09/07/20).
Membuat sebagian masyarakat ikut tergerak dalam melakukan donasi. Begitu pula pada DEMA ( Dewan Eksekutif Mahasiswa ) IAIN Pontianak yang membuat gerakan yang mulai dibahas pada Jumat, (10/07/20) kemudian dengan menyebar sebuah poster yang bertemakan “Peduli Korban Banjir Kalimantan Barat” Dalam poster tersebut, dijelaskan tentang donasi apa saja yang dapat diterima. Bantuan dalam poster tersebut berupa uang, sembako, pakaian layak pakai, dan lain-lain. Donatur bisa langsung menuju Sekretariat DEMA IAIN Pontianak.
Narahubung yang dipercaya dalam menangani donasi ini adalah Ilham sebagai Mensospol ( Menteri Sosial dan Politik ) dan Sandra Mellenia Putri sebagai Menseskab ( Menteri Sekretaris Kabinet ). Ilham yang menjadi narahubung sekaligus menjadi Ketua gerakan peduli ini karena posisinya di DEMA IAIN Pontianak sebagai menteri yang tepat untuk menangani masalah sosial kemasyarakatan. Kemudian, Sandra menjadi narahubung kedua karena posisinya sebagai pendata daerah yang terdampak banjir. Ilham juga menyatakan bahwa kegiatan ini bergerak mulai dari peran media yang terus menerus menginfokan tentang banjir sehingga mahasiswa pun merasa terdesak untuk melakukan gerakan.
“Ide peduli korban banjir karena melihat kondisi beberapa media yang memaparkan banjir bandang di Kalimantan Barat seperti Entikong, Ketapang, Melawi. Dari DEMA mulai tergerak yang kemudian dimonitori agar kita sama-sama peduli terhadap korban banjir tersebut,” jelas Ilham.
Daerah yang menjadi pendataan dalam penerima donasi tersebut adalah Melawi, Entikong, dan Sintang. Daerah utama yang menjadi sorotan untuk penerima donatur adalah Entikong karena mengingat dampak yang besar terjadi di daerah Entikong. Hingga hari ini, masih banyak yang berdonasi pakaian yang sekitar 3 karung lebih. Kemudian, untuk besok masih ada beberapa donatur yang ingin menyalurkan donasinya. Untuk uang, belum ada masuk untuk dijadikan donasi peduli korban. Proses penyerahan donatur, masih akan dirundingkan pihak DEMA apakah nantinya akan ada keterlibatan pejabat kampus alam proses penyerahan atau cukup saja anggota DEMA yang melakukan penyerahan yang jelas, gerakan peduli korban banjir ini akan dikerjakan bersama-sama oleh pihak DEMA dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas atas kepentingan masyarakat.
Terakhir, Ilham memberikan tanggapan dan harapan bahwa,
“Kami pengurus DEMA dapat memberikan bantuan untuk menjadi narahubung atau perantara bagi para korban banjir khususnya kepada donatur yang ingin saling bahu membahu membantu korban banjir. Korban banjir tidaklah sedikit, jadi harapannya bahwa seluruh mahasiswa dapat ikut andil untuk membantu sesama dalam bencana korban banjir, ” tutup Ilham dengan penuh harapan.
Sandra juga berharap dengan bantuan ini dapat menringankan beban warga terdampak banjir.
” Harapan saya semoga apa yang kami lakukan dapat membantu saudara-saudara kita yang terkena banjir. Kemudian dengan adanya musibah ini saya harap dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sebab banjir ini terjadi bukan karena sebab tentunya karna minimnya kepedulian masyarakat terhadap sampah dan menanam pohon. ” tutup Sandra.
Reporter: Feby Kartikasari
Editor : Syarifah Desy Safitri