wartaiainpontianak.com – wartaiainpontianak.com – Tepat ditahun 2020, PBM dilaksanakan seperti pada PBM di tahun-tahun sebelumnya bahwa kegiatan PBM adalah rangkaian kegiatan lanjutan dari PBAK. Abdul Mukti, menyebutkan bahwa agenda ini merupakan wadah mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat.
“PBM ini kegiatan wajib yang bersensi bahwa PBM adalah kegiatan praktek bagaimana mahasiswa mampu terjun ke masyarakat untuk melatih wawasan mahasiswa karena pada akhirnya adalah orientasi mahasiswa tetap kepada masyarakat,” tuturnya.
Dalam rangkaian kegiatan PBAK, ranahnya di dalam kampus. Namun untuk PBM ini, akan merambah ranah atau memperluas keberadaan mahasiswa untuk mampu beradaptasi ke lingkungan masyarakat. Mahasiswa juga tidak perlu mengkaji dan belajar tentang teori, harus ada praktek yang dilakukan agar ilmu teori yang terserap dapat terealisasikan dengan baik oleh mahasiswa itu sendiri.
Ada yang berbeda dalam PBM tahun ini seperti output yang akan dilaksanakan oleh Dema Institut dan Panitia PBM yang berkolaborasi dengan LP2M untuk membuat buku. Nantinya, peserta PBM dan mentor diminta untuk menulis berupa narative reporting. Dalam tulisan tersebut, tidak hanya narrative reporting yang boleh ditulis melainkan beberapa bentuk tulisan lain seperti kedaan keseharian disana atau hal apa saja yang memang akan ditulis oleh peserta PBM. Setelah seminggu PBM terlaksana, maka mentor akan mengumpulkan karya tulisan per kelompok kepada Dema Institut yang kemudian nantinya Dema Institut akan bersama-sama membuat layout buku dengan LP2M. Dengan adanya output berupa buku tersebut, maka PBM ini tidak hanya diperuntukkan kepada FTIK yang memang memiliki latar belakang sebagai pengajar. Namun fakultas lain seperti FEBI, FASYA dan FUAD juga mampu melaksanakan PBM dengan baik dengan bercermin pada output yang akan dihasilkan.
Antusias peserta PBM untuk tahun ini meningkat, hal yang demikian peningkatan ini terjadi karena adanya kepanitian PBM yang solidaritas dan kepengurusan Dema Institut yang harmonis. Program PBM yang dilaksanakan oleh Dema Institut ini adalah sebuah jembatan untuk mahasiswa dalam membenahi apa sebenarnya yang harus dilakukan oleh mahasiswa dan bagaimana sebenarnya mahasiswa dalam masyarakat. Boleh saja, mahasiswa mampu berkembang di dalam kampus namun tidak menjamin keberadaan mahasiswa akan diterima dengan baik oleh masyarakat. Pengalaman diperlukan dalam proses terjun langsung ke dalam masyarakat, maka dari itu PBM inilah yang akan menjadi jembatan pertama dalam perolehan pengalaman tersebut. Ali Fahmi, selaku Presiden Mahasiswa menuturkan bentuk semangatnya untuk peserta PBM.
“Buat teman-teman, jaga etika dan akhlak selama PBM berlangsung. Tetap semangat dan ingat bahwa kita sedang mengaplikasikan tri dharma yaitu pengabdian kepada masyarakat.” Katanya.
Reporter: Feby Kartikasari
Editor: Syarifah Desy