Sumber Foto : Jurnalis LPM Warta
wartaiainpontianak.com- Museum Kapuas Raya Sintang di Kalimantan Barat telah menjadi jendela yang mengungkapkan sejarah dan kekayaan budaya daerah tersebut. Dengan koleksi yang beragam, mulai dari artefak sejarah hingga kebudayaan lokal, museum ini menjadi destinasi penting bagi para pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang warisan budaya Kalimantan Barat.
Museum Kapuas Raya didirikan berdasarkan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Sintang dan KIT Tropenmuseum Information And Library Services, Amsterdam, Belanda, pada 29 September 2004. Peresmian dilakukan pada 11 Oktober 2008 oleh Drs. Milton Crosby, M.Si. yang menjadi bukti keberhasilan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sintang dan KIT Tropenmuseum.
Sejak dulu beragam suku telah ada di Kota Sintang, salah satunya Suku Dayak yang menjadi penghuni asli dari awal nenek moyang sejak 4500 tahun yang lalu.
Pada abad ke-17, pendatang Islam mengusung budaya Melayu ke Borneo. Secara bertahap beberapa suku Dayak memeluk Islam dan hidup dalam tradisi Melayu.
Orang-orang Tionghoa tiba di Borneo Barat antara tahun 1700 dan 1800. Mereka terutama berasal dari kelompok Teochew dan Hakka di China Selatan.
Menyusul kemudian, kedatangan kelompok imigran asal pulau-pulau lain di Indonesia yang menetap di Borneo Barat. Sejak tahun 1822 hingga lahirnya Republik Indonesia di tahun 1945, Pemerintah Belanda masih berhubungan dengan Sintang. Para misionaris asal Belanda memperkenalkan agama Kristen di Sintang. Di masa Perang Dunia II (1941-1945), Kalimantan Barat diduduki oleh Jepang.
Pemandu museum, Tri Rahayu Ningsih, menjelaskan salah satu dokumentasi tentang keberagaman budaya lokal, yaitu Museum Kapuas Raya Sintang memilih untuk mengangkat tema yang mencakup tiga kelompok etnis yang ada di Kabupaten Sintang yaitu suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa.
“Museum etnografi atau kebudayaan, Museum Kapuas Raya mengangkat tema untuk tiga etnis yang mendiami Sintang yaitu, Dayak, Melayu, dan Tionghoa,” Ungkap Rahayu.
Saat melangkah ke dalam Museum Kapuas Raya, pengunjung disambut oleh berbagai koleksi foto di lorong menuju ruangan.
Kemudian Tri Rahuyu menambahkan Museum Kapuas Raya menawarkan pengunjungnya dengan berbagai macam ruang pameran, termasuk Ruang Sejarah, Ruang Kebudayaan, Ruang Tenun Ikat, dan Ruang Pendidikan. Setiap ruang menghadirkan aspek-aspek yang berbeda, dari warisan budaya dan sejarah daerah Sintang serta Kalimantan Barat.
“Museum Kapuas Raya memiliki ruang pamer yaitu Ruang Sejarah, Ruang Kebudayaan, Ruang Tenun Ikat, dan Ruang Pendidikan,” Tutup Rahayu.
Penulis : Zikri Faiqah
Pemyunting : Tim Redaksi
![]()






