Penulis: Risma Yanti
Kampus merupakan lembaga formal yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada mahasiswa didiknya sekaligus menjadi wadah riset pengembangan ilmu pengetahuan. Kebersihan lingkungan merupakan komponen yang mempengaruhi dalam melaksanakan aktivitas belajar dan mengajar. Kebersihan juga merupakan syarat mutlak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kampus. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tidak peduli akan kebersihan lingkungan sekitarnya. Gedung dan kelas yang sering mereka tempati kotor, banyak sampah dimana-mana, tapi mereka cuek saja.
Salah satu gedung di area kampus IAIN Pontianak, yaitu gedung baru Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) misalnya, di sekeliling bangunan terdapat banyak sekali sampah. Lahan kosong di tengah-tengah gedung Syariah sebenarnya bisa menjadi objek yang menarik untuk dilihat, namun karena adanya sampah, tempat itu menjadi sangat kumuh. Sebenarnya masih diperselisihkan tentang lahan kosong tersebut. Salah satu dosen Jurusan Ekonomi Islam mengatakan “saya pinginnya lahan itu dijadikan kolam ikan yang di sekelilingnya ada taman yang hijau jadi kita enak untuk melihatnya” ujarnya. Namun, sampai saat ini rencana itu belum terlaksana malah tempat itu menjadi surganya sampah. Dari mulai sampah organik maupun nonrganik bertumpuk di sana. Di kala hujan datang, lahan kosong itu akan tergenang air, meluap dan menimbulkan bau yang tak sedap. Selain itu juga saat ada angin besar pasir yang ada di lantai bangunan akan terangkat naik dan berhamburan, sampai-sampai pasir itu menganggu mahasiswa dan menyebabkan mata perih dan gangguan pernafasan.
Suci mahasiswa Ekonomi Islam mengungkapkan harapan nya agar lahan kosong di tengah-tengah ini dijadikan taman yang ada kolam ikan kecilnya dan disediakan tempat duduk dari besi atau bisa dijadikan pendopo. Supaya bisa jadi tempat istirahat buat masyarakat kampus khusunya pengguna gedung Syariah ini. Lingkungan sekitar Syariah sangat kotor, selokan yang banyak dipenuhi sampah menyebabkan daerah gedung Syariah terkena banjir
Tidak hanya itu di setiap kelas yang ada di gedung Syariah pun tak luput dari sampah. Meskipun setiap hari petugas kebersihan sudah membersihkannya tetap saja masih ada sampah di kelas. Hal ini menjadi suatu pertanyaan besar, kemanakah para mahasiswa dan mahasiswi yang katanya harus menjadi agen of change?. Bagaimana bisa menjadi agen of change jika mereka saja cuek terhadap lingkungan tempat mereka menimba ilmu. Mereka tidak berfikir dampak buruk dari sampah. Selain mencemari lingkungan sampah juga bisa membawa penyakit seperi gatal-gatal, diare, demam berdarah dan lain sebagainya.
Tidak hanya masalah sampah saja di Gedung Syariah baru. Tetapi fasilitasnya belum lengkap juga menjadi hal yang sangat disayangkan. Dari mulai tidak adanya pendingin ruangan menjadi masalah kedua yang ada di gedung tersebut. Bentuk gedung yang tidak ada fentilasi ditambah tidak ada alat pendingin ruangan seperti AC dan kipas angin membuat kelas menjadi sangat panas. Sebenarnya model bangunan gedung syariah baru tidak tepat untuk daerah yang panas seperti di Pontianak ini. Karena desain bangunan seperti itu hanya cocok untuk wilayah yang beriklim dingin saja. Bisa saja digunakan tetapi harus seimbang dengan adanya pendingin ruangan di setiap kelasnya agar mahasiswa dan dosen yang mengajar tidak merasa kepanasan dan belajar mengajar pun semakin optimal.
Kita harus selalu menjaga lingkungan, cobalah dari hal yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya. Di setiap sudut gedung syariah selalu ada tempat sampah, bahkan di depan kelas pun sudah disediakan tempat sampah. Sedikit kepedulian kita terhadap kebersihan lingkungan akan berdampak besar untuk masa depan kita.
Pembangunan gedung yang sedikit lambat menyebabkan beberapa lahan kosong di area gedung syariah menjadi tempat sampah umum, hal ini tidak akan terjadi jika adanya tindakan tegas dari petinggi kampus kepada para oknum yang membuang sampah sembarangan. Kami berharap lahan kosong yang sekarang kumuh itu segera dibangun fasilitas yang bisa digunakan untuk menunjang perkuliahan dan tidak lagi dijadikan bak sampah seperti sekarang.
Ruang kelas yang panas juga harus diperhatikan oleh pejabat kampus, supaya mahasiswa tidak lagi merasa terganggu karena kelas yang sangat panas dan tidak ada angin yang masuk ke kelas. Jika semua pengguna gedung syariah dapat bekerja sama untuk menjaga lingkungan maka proses perkuliahan akan berjalan optimal.