wartaiainpontianak.com- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) memberlangsungkan Musyawarah Besar (MUBES) yang diinisiasi oleh Senat Mahasiswa (SEMA) FUAD di Gedung Rektorat lantai 4 pada pukul 07:30 WIB. Kegiatan mubes ini diadakan untuk menentukan bagaiamana arah kepengurusan baruOrganisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di tahun yang akan datang. Meskipun kegiatan ini sudah skala fakultas namun masih saja diterpa beberapa masalah ataupun isu-isu miring yang beredar mulai pembagian undangan yang dinilai kurang jelas serta tidak hadirnya Hendra selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Adab dan dakwah Sabtu, (23/01/2022).
Dida Novandika selaku ketua panitia turut memverifikasi bahwa ada kelalaian dalam teknis pembagian undangan.
“Memang kami kemarin tidak terpikirkan untuk undangan pembukaan sendiri karena fokus kami diundangan untuk delegasi peserta yaitu peninjau dan utusan, tapi semua udah beres dan dapat di handle dengan baik oleh kami selaku panitia” jelas Dida.
Selain kelalaian teknis pembagian undangan, sempat ada isu yang mengatakan bahwa persiapan panitia berupa konsep untuk kegiatan mubes ini hanya 1 hari. Namun isu ini langsung di tepis oleh Umma maghfudin selaku ketua umum SEMA FUAD.
“Untuk persiapan sendiri kita sudah ada sekitar 2-3 mingguan yaitu sejak tanggal 27 Desember lalu kalaupun ada yang mengatakan bahwa persiapan kami hanya satu hari ya itu oknum yang tak bertanggung jawab” tambah Umma.
Kegiatan di buka oleh Syahrun selaku Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha (TU) FUAD berhubung Dekan FUAD Edi sedang sakit dan wakil dekan juga berhalangan hadir maka simbolis kegiatan di limpahkan langsung kepada Kabag TU FUAD. Dengan tidak ada kehadiran Dekan dan Wakil Dekan (Wadek), segala pihak kembali menyoroti Mubes DEMA FUAD. Ditambah lagi dengan sindiran Dekan FUAD di kegiatan G- Fesh kemarin terhadap ketua Dema Fakultas yang lama tak terlihat dan terkesan menghindari tanggung jawab yang telah dilimpahkan. Hendra, selaku ketua Dema Fakultas FUAD sudah diberi surat peringatan 1 terkait sikap yang tidak mencerminkan pemimpin di depan publik selama ini.
“Kalo sekiranya bisa diwakilkan ya sebaiknya ya saya di wakilkan saja.” Ujar Edi.
Sindiran halus terlontar bukan tanpa alasan namun karena melihat kenyataan bahwa memang di beberapa kegiatan Hendra selaku ketua Dema Fuad seringkali absen.
Ketika Mubes Fuad berlangsung keberadaan Hendra sedari pembukaan hingga masuk ke pleno 3 tak kunjung terlihat, hingga atas permintaan dari peserta sidang serta hasil dari keputusan forum bahwa penyampaian progress report dipending sampai Hendra menampakan dirinya di mubes. Adinda satu dari sekian banyak utusan yang mendatangi mubes mengatakan bahwa memang mereka sepakat untuk mendatangkan Hendra ke forum mubes agar tidak adanya opini-opini liar yang bertebaran.
“ Yang jelas kami dari utusan sepakat untuk mendatangkan Hendra ke dalam forum mubes agar adanya transparansi dan juga agar tidak munculnya fitnah ataupun opini-opini liar maupun fakta yang diselewengkan serta supaya kita khususnya mahasiswa fuad itu mendapat kejelasan dari beliau selaku ketua dema fuad” tegas Adinda.
Selain itu untuk penyampaian progress report, utusan memang menekankan agar hal tersebut disampaikan langsung oleh ketua Dema Fuad terlebih lagi dari 26 orang anggota Dema Fuad hanya 4 orang saja yang mendatangi mubes . Terkait hal ini Umma pun memberikan tanggapan bahwa penyampaian progress report sebenarnya tidak harus disampaikan langsung dari ketua Demaf.
“Sebnarnya memang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sendiri tidak diharuskan ataupun diwajibkan ketua dari dema fakultas untuk penyampaian progress report namun karna keinginan kawan kawan serta hasil dari keputusan forum maka Hendra selaku ketua demaf haruslah didatangkan.”tambah Umma.
Isu yang beredar selama ini bahwa Hendra mengalami kecelakaan dan absennya beliau selama ini karena sedang menjalani masa pemulihan. Menanggapi isu tersebut Umma selaku wakli ketua sema fuad tidak menepis dan tidak pula membenarkan isu tersebut.
“Yang jelas informasi yg kami dapat seperti itu terkait benar atau tidaknya hal itu kita juga tidak bisa membenarkan” jelas Umma.
Akhirnya sekitar pukul 22: 19 WIB Hendra pun mendatangi mubes setelah dibujuk dan dijemput oleh anggota Demaf serta para panitia mubes. Hendra pun memberikan klarifikasi terkait ketidak munculan dirinya selama ini. Beliau pun menyampaikan bahwa memang sejak PBAK kemarin dirinya tidak diperkenankan untuk keluar rumah oleh kedua orang tuanya terkait wabah covid yang sedang menyeruak.
Hendra pun mengkonfirmasi bahwa dirinya memang mengalami kecelakaan dan sedang dalam masa pemulihan. Maka dari itu Hendra pun berinisiatif untuk membagi program kerja bersama dengan wakil ketua dema fuad Babul. Program kerja yang sifatnya Online dihandle oleh Hendra sedangkan kegiatan yang sifatnya offline dihandle oleh Babul.
“Jadi memang dari awal awal masa kepengurusan dari saya sendiri dan dari wakil saya yaitu bang Babul sudah membagi program kerja karena memang diawal masa kepengurusan kemarin sampai di akhir masa bakti kami selaku pengurus memang ada beberapa program kerja yang sifatnya online itu saya yang meng handle sedangkan itu program kerja yang sifatnya offline itu di handle langsung oleh bang babulnya sendiri.” tutup Hendra.
Hendra tidak menjelaskan secara rinci terkait cidera akibat kecelakaan yang menimpanya namun mengingat masa pemulihan yang terbilang cukup lama karena menghabiskan hampir separuh masa kepengurusan tentulah cidera yang diderita cukup parah. Namun meskipun begitu kinerja dari demaf fuad tentu sudah terbilang sangat baik karena berdasarkan data yang kami terima dari sema fakultas 90% program kerja dari demaf sendiri sudah terlaksana dengan baik.
Penulis: Rifqi Alfurqon, Aliman
Editor : Tim Redaksi WARTA