wartaiainpontianak.com – Tepat pada hari Kamis, 02 April 2020 menjadi luka mendalam bagi keluarga besar Radhika Adhelia yang merupakan salah satu mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri Pontianak Program Studi Ekonomi Syariah semester 4 yang menghembuskan nafas terakhirnya. Keseharian Adhelia di rumah seperti orang pada umumnya. Tapi tidak terlalu bisa membantu pekerjaan rumah. Pulang kuliah biasanya orang rumah menyuruh Adhelia istirahat karna Adhelia tidak boleh terlalu capek. Tetapi, Adhelia tetap melakukan pekerjaan rumah kadang dia membantu ketika tidak ada mata kuliah. Adhelia menyukai warna biru, hitam dan merah. Boneka yang sangat identik dengan Adhelia adalah Doraemon. Makanan kesukaan Adhelia adalah ayam geprek dan tidak suka makanan yang terlalu pedas dan makanan yang tidak disukai Adhelia adalah semua ikan kecuali pada ikan gembung.
Adhelia adalah anak ke 2 dari 4 saudaranya, yang membedakan Adhelia dari saudara yang lain adalah Adhelia memiliki pemikiran lebih dewasa dari pada saudara yang lain termasuk abangnya sendiri merasa kalah dalam pemikiran dewasa dengan Adhelia. Dalam dunia pendidikan, dari SD sampai SMA Adhelia memang menunjukkan potensinya dengan selalu menjadi juara kelas. Karena Adhelia bertekad untuk menjadi seorang sarjana. Hal itu Adhelia lakukan juga untuk memenuhi impian abang Adhelia yang tidak kuliah karna Abangnya ingin melihat Adhelia untuk terus melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Sebenarnya mulai sakit nya sejak umur 2,5 tahun di obati dan sembuh. Saat SMA, Adhelia mulai sakit-sakitan lagi tapi Adhelia tetap bertahan karna ingin mewujudkan cita-cita nya. Sakit yang paling parah saat Adhelia masuk ke perguruan tinggi. Saat itulah Adhelia menderita penyakit yg cukup parah. Awal mula sakit hanya sekedar sakit perut biasa tapi karena keluarga yang lain takut terjadi hal yang tidak diinginkan, maka Adhelia dibawa menuju rumah sakit UNTAN pada malam hari tanggal 25 Maret 2020 dan langsung di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. Selama 6 hari di Rumah Sakit itu kondisi Adhelia tak kunjung membaik. Saat itu, Adhelia meminta untuk pulang ke rumah saja . Sekitar jam 10 pagi pada 31 Maret 2020 keluarga mengurus surat untuk meninggalkan rumah sakit tersebut. Namun keluarga membawanya pada malam hari ke Rumah Sakit Sudarso. Hanya 2 hari di rumah sakit tersebut almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya. Pada tanggal 2 april sebelum Adhelia meninggal, di pagi harinya Adhelia selalu tersenyum sampai menuju keadaan koma Adhelia masih tetap tersenyum dan tepat ba’da magrib tepat pada pukul 18:10 tanggal 2 april 2020. Sebelum meninggal, Adhelia sempat meminta maaf kepada seluruh saudara nya dan juga kepada kakek nenek nya.
Kenangan yang membuat keluarga merasa kehilangan adalah hilangnya sosok pemimpin di antara saudara-saudara nya yang lain karna dari saudara-saudara yang lain, Adhelia yg paling dewasa dalam bentuk pemikiran maupun tindakan. Dengan saudara juga sangat dekat begitu juga dengan orang tua nya. Ketika orang tua tidak berada di rumah dialah yang mengambil peran sebagai ibu di keluarga, yang jarang dekat hanya dengan abangnya karena abangnya memiliki kesibukan sendiri yg membuat abangnya jarang di rumah. Tetapi Adhelia selalu mengingatkan agar jangan terlalu bernafsu untuk mengejar harta dunia. Adhelia juga adalah tipe anak yang mandiri. Sebagai bukti nya, bahwa Adhelia ini sering membuat jajanan untuk di bawa oleh adiknya yaitu saudara nya yang nomor 3 dan 4 untuk di jual ke sekolah mereka. Tapi Adhelia tidak terlalu memaksa adiknya untuk berjualan atau tidak. Adhelia hanya mengajarkan bagaimana cara hidup mandiri ketika tidak ada orang tua. Untungnya, adik-adik Adhelia ini menuruti apa kata Adhelia karna yg di katakan nya adalah fakta. Adhelia juga kakak yang baik yang mau membantu adik-adiknya mengerjakan PR. Selamat jalan Adhelia, semoga surga menunggumu disana.
Penulis: Feby Kartikasari
Editor: Syarifah Desy