Sumber : Jurnalis Warta
wartaiainpontianak.com – Pontianak, 27 November 2024 – Mayoritas warga di Kampung Gambut RT 003 RW 003, Jl. Dharma Putra Dalam, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, bekerja sebagai petani. Irwan, selaku warga Dharma Putra Dalam, mengawali hari dengan menanam dan menyebar bibit di pagi hari, sementara di sore hari ia memanen dan menyakul. Irwan tidak bekerja sendirian; ia dibantu oleh KWT (Kelompok Wanita Tani) yang juga turut mendapatkan keuntungan dari hasil pertanian yang dikelola bersama.
Menurut Irwan, yang juga merupakan Ketua RW 003, menjadi petani adalah bagian dari tatanan negara. “Jika tidak ada petani, kita akan bergantung pada ekspor,” ungkapnya. Irwan memulai kariernya sebagai petani pada tahun 2013, dengan pengalaman pertama di kebun-kebun milik warga Tionghoa (Cina) di Jl. Sungai Selamat. Ia memilih untuk menjadi petani karena di tahun 2013 hingga 2018, pertanian sangat menguntungkan. Pada waktu itu, bahan-bahan baku mudah didapat dan harga masih terjangkau. Namun, seiring berjalannya waktu, bahan-bahan semakin sulit didapat dan harga semakin tinggi, membuat banyak teman-temannya beralih profesi menjadi buruh bangunan.
Berkat usaha dan keinginan yang kuat untuk memajukan daerahnya, Irwan, selaku Ketua RW 003 Siantan Hilir, berhasil membuat kawasan tersebut dikenal luas sebagai wilayah pertanian produktif di atas lahan gambut. Hingga saat ini, sektor pertanian masih menjadi sumber utama perekonomian bagi masyarakat, menjadikan warga Dharma Putra Dalam sebagai salah satu pemasok sayur yang cukup berpengaruh di Kota Pontianak.
Tanaman yang Ditanam di Kampung Gambut
Karena tanah di Kampung Gambut merupakan tanah gambut, tanaman yang ditanam oleh warga cukup terbatas. Tanah gambut adalah lahan basah yang terdiri dari lapisan tanah berair yang terbentuk dari bahan tanaman dan hewan yang membusuk. Tanah gambut memiliki beberapa karakteristik, antara lain: porositas yang besar, kemampuan serapan air yang tinggi, kandungan asam (pH < 4), serta kemampuan untuk menyimpan karbon.
Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan oleh warga Kampung Gambut antara lain cabai, tomat, timun, kacang panjang, bayam, kangkung, dan nanas.
Dampak Kerusakan Tanaman di Kampung Gambut
Namun, tantangan besar dalam bertani di tanah gambut adalah kerusakan tanaman yang sering terjadi setiap tahunnya. Pada musim kemarau, tanaman dapat menguning akibat paparan sinar matahari yang berlebihan. Sementara itu, pada musim penghujan, akar tanaman sering membusuk karena terlalu banyak air. Selain itu, hama yang dikenal dengan nama “kutu loncat” juga menjadi masalah besar bagi petani, karena hama ini sulit sekali diobati dan sering merusak tanaman.
Dampak-dampak inilah yang menjadi kerugian besar bagi petani di Kampung Gambut, yang mempengaruhi hasil panen mereka setiap tahun.
Pemasaran Hasil Pertanian Kampung Gambut
Petani Kampung Gambut, Siantan Hilir, menjual hasil panennya di pasar tradisional seperti Pasar Plaboyan dan Pasar Kemuning. Mereka juga menjalin kerja sama dengan penjual di Kalimantan Timur untuk memperluas pasar. Selain itu, Kampung Gambut Siantan Hilir juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pertamina untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian di daerah tersebut.
Meskipun demikian, Irwan mengungkapkan bahwa menjadi seorang petani tidaklah mudah. “Meskipun hasilnya lumayan untuk keluarga, kita menghadapi tantangan besar, terutama dengan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Bahkan, untuk membeli bahan bakar pun saya merasa kesulitan,” kata Irwan, yang berharap ada solusi yang lebih baik bagi para petani di kawasan ini.
Penulis : Andini
Editor : Cici