Banyak asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa menulis merupakan pekerjaan wartawan, penulis fiksi, non fiksi, dan lain sebagainya. Kemunculan penulis sepertinya tidak berbanding lurus dengan penduduk Indonesia. Mahasiswa pun sepertinya tidak tertarik menulis, kecuali tugas-tugas kuliah. Bagi mereka, menulis bukanlah sebuah gaya hidup. Menulis penuh dengan aturan-aturan yang menjemukan. Yang dimaksud di sini bukan sekadar menulis, melainkan gagasan dalam bentuk tulisan yang tertata rapih dan sistematis. Padahal seseorang sarjana di Indonesia untuk lulus harus mengerjakan skripsi. Ini sebenarnya melatih mereka untuk menulis secara sistematis. Seorang mahasiswa master untuk lulus harus menulis tesis. Sedangkan mahasiswa doktoral harus menulis disertasi. Jadi dimana indikator seseorang khususnya mahasiswa yang jarang sekali menuangkan gagasan ataupun ide disajikan dalam bentuk tulisan?
Apakah dikarenakan orang Indonesia tidak terbiasa membaca? Apakah tingkat pendidikan yang rendah? Atau kecintaan membaca dan menulis tidak ditekankan dalam kurikulum dari SD hingga perguruan tinggi? Padahal dalam garis besar menulis adalah kegiatan mencipta. Menulis adalah tindakan kreatif, dan seharusnya siswa-siswi serta mahasiswa diajak untuk mencintai menulis.
Di balik hal tersebut, sebelum mulai menulis memang kita diajarkan untuk membaca dari hal-hal apa saja yang disukai. Misalnya, membaca novel, majalah, komik, artikel, dan lain semacamnya. Dalam membaca sedikit banyak kemungkinan kita mempunyai pengalam dari sesuatu kejadian dalam realita kehidupan. kemudian memulai untuk bercerita menjelaskan tentang suatu hal, berbagi pengalaman, mengajak untuk berbuat positif, dan juga berargumen tentang suatu peristiwa ataupun berpendapat dari buah pikiran diri sendiri. Menurut (Tarigan, 1986: 15) Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Untuk mencoba memulai menulis kita bisa mengikuti tahap-tahap ini, diantaranya ; tahap pratulis yaitu memulai dari menentukan topik dari segi yang menarik atau tidaknya terhadap pembaca. Tahap pembuatan yaitu lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisannya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat di tuangkan ke dalam tulisan. Tahap revisi yaitu memperbaiki atau dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, dan mempertajam perumusan penulisan. Tahap penyuntingan yaitu meniliti kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulis, calon pembaca, dan kriteria penerbit. Kemudian terakhir tahap publikasi yaitu mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya, mengirimkan kepada penerbit media, redaksi majalah dan lain sebagainya. Dilansir dari Elina Syarif, Zulkarnaini dalam bukunya Pembelajaran Menulis tahun 2009.
Jadi menulis juga merupakan kegiatan yang membutuhkan proses untuk menghasilkan tulisan. Dalam proses tersebut, menulis terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui hingga menghasilkan tulisan. Mengenai tujuan penulis, tentu saja selain memberikan informasi seseorang dapat menyebarkan tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Bertujuan juga untuk memberikan keyakinan kepada pembaca melalui tulisan seseorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Misalnya, seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan.
Maka dari itu, cobalah sedikit memulai atau berkeinginan menulis dan yakinlah bahwa sependek atauu sedikit apapun tulisan itu, jika memang di tulis dari hati yang paling dalam untuk menyebarkan manfaat, maka tulisan itu akan berguna bagi banyak orang. Menulis tidak selalu berkaitan dengan hal-hal yang “berat”, namun bisa juga menyampaikan nilai-nilai positif sederhana yang bisa diterapkan sehari-hari. Perlu juga, membiasakan kegiatan membaca hingga menuangkan dalam sebuah tulisan. Salam literasi.
Penulis : Gisyanugrah Teddy N (Mahasiswa Universitas Peradaban, Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi)