Wartaiainpontianak.com – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Agama Islam (PAI) menggelar kegiatan Meet and Greet di Aula Syekh KH Abdul Rani Mahmud IAIN Pontianak. Meet and Greet PAI bertema “Meraih Semangat Silaturahmi Bersama Mahasiswa PAI dikala Pandemi, Ayo Tampilkan Bakat Kalian Para Mahasiswa Baru” (Minggu, 13/12).
Ade Saputra selaku ketua panitia, mengajak hadirin untuk mendoakan Ketua Program Studi (Kaprodi) PAI agar sehat selalu. Selain itu, Ade juga mengucapkan terima kasih kepada pejabat kampus yg selalu mendukung & menasehati. Panitia berjumlah 50 orang yang diambil dari mahasiswa baru PAI setiap kelas dan anggota HMPS PAI sendiri. Serta kegiatan ini dihadiri oleh 100 orang mahasiswa PAI. Ade sangat bangga dengan jumlah panitia maupun peserta yang hadir, “dengan semangat yang kuat, berarti mahasiswa PAI tidak apatis. Karena meet and greet merupakan silaturahmi kita antar mahasiswa PAI.” ujar Ade.
Selanjutnya oleh Kholis selaku Ketua HMPS PAI, menyampaikan bahwa kegiatan meet and greet memiliki beberapa hal yang melatarbelakangi untuk diadakan. Yang paling utama adalah memperkenalkan kepada mahasiswa baru tahun 2020 terkait kampus maupun hubungan mahasiswa baru, dengan HMPS PAI, kaprodi, ormawa dan demisioner maupun alumni agar bisa saling tegur sapa.
Kemudian, meet and greet merupakan strategi awal HMPS PAI dengan mengkonsep acara formal maupun non formal. Kholis menyampaikan harapan ke depan untuk mahasiswa PAI. “Semoga meet and greet ini menjadi langkah awal yang baik untuk melakukan pendekatan dan saling mengenal untuk tetap antusias ikut dalam kegiatan HMPS lainnya.” tutur Kholis.
Suasana kegiatan mulai meredup. Maka dari itu, Khoirul Tamam selaku Demisioner Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak tahun 2019/2020 mengajak semua orang yang berada di dalam ruangan untuk menyorakkan jargon semangat “Hidup Mahasiswa”. Tamam menyampaikan bahwa jangan pernah mematikan pergerakan mahasiswa. PAI merupakan bapaknya prodi di seluruh prodi lain yang ada di IAIN Pontianak. PAI wajib memberikan contoh dan kobaran semangat pada prodi lain di IAIN Pontianak. Makanya sangat wajar, apabila PAI menjadi sorotan utama karena banyanya minat mahasiswa untuk memilih prodi PAI, bahkan banyaknya kaum intelektual dari PAI yang menjadi pejabat kampus di IAIN Pontianak. Tamam menyampaikan betapa bangga dirinya menjadi keluarga PAI bahwa “mengaplikasikan teori adalah dengan masuk organisasi internal maupun eksternal”. Mudah-mudahan ini merupakan langkah awal untuk mahasiswa baru menjadi kaum intelek dengan berorganisasi. Harapan bersama, PAI bukan hanya hebat kualitas tetapi mampu melakukan pergerakan bernafaskan Islam.
Terakhir, Ketua Program Studi PAI Ma’ruf, S.Ag., M.Ag memberikan sekapur sirih sekaligus membuka kegiatan inI. Ma’ruf menyampaikan bahwa dalam perjalanan berkuliah tentu ada gejolak, gelombang, dan badai yang akan dilalui. Namun ada kalanya akan dihiasi dengan bulan purnama. Prodi PAI melupakan prodi tertua dengan jumlah mahasiswa terbanyak bahkan akreditasi PAI sudah A yang menjadi jaminan dunia kerja negeri maupun swasta. Saat menyampaikan sekapur sirih, Ma’ruf berlinang air mata dengan nada yang lirih sembari menyampaikan perjuangan yang dilakukan hingga merasakan tumpah darah dan air mata untuk mengembangkan PAI. Ma’ruf selalu menganjurkan ke Rektorat untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk mahasiswa PAI. Karena Ma’ruf yakin dengan 365 jiwa mahasiswa PAI akan membawa pencerah bagu pendidikan di seluruh penjuru dan memberikan ilmu bermanfaat yang bertebaran. Ma’ruf memberikan semangat kepada mahasiswa PAI, “Jangan patah semangat, kobarkan semangat api. Jangan pernah diam padam walau sedetik pun. Raih cita-cita kalian. Ayah (panggilan Kaprodi PAI) sangat bersyukur kepada perjalanan mahasiswa PAI sekarang yang telah mencapai 9 kelas. Kalian semua adalah seonggok wali yang akan menyemarakkan Islam di seluruh bumi. Semoga kalian melanjutkan cita-cita dan harapan serta obsesi Ayah ke depan bahwa kalian harus selesai dalam studi dan mengembangkan ilmu.” tutup Ma’ruf.
Reporter : Feby Kartikasari
Editor : Mei Hani Anjani