Dr. Syarif MA
“Maksudnya di dada orang lain juga mempunyai hak keyakinan, tidak boleh interpensi, dan tidak menghina keyakinan orang lain,”
wartaiainpontianak.com – Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif MA dalam waktu dekat akan melakukan sertifikasi kepada semua pengurus organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus. Hal tersebut disampaikan Rektor ketika memberikan sambutan pada Seminar Kepemudaan di Aula Syeikh Abdul Machmud Al-Yamani, Kamis 10 Januari 2018.
“Pak Mukhti saya tagih programnya Januari ini, untuk mensertifikasi semua pengurus organisasi kemahasiswaan yang ada di dalam kampus,” ucapnya.
Sertifikasi yang dimaksud Rektor yakni tentang seluruhan wawasan kebangsaan. “Itu tentang wawasan kebangsaan. Yang belum tersertefikasi, saya akan tandatangani SK-nya itu dengan melampirkan surat pernyataan bersedia untuk mendapatkan setifikasi wawasan kebangsaan,”kata Syarif di sela-sela sambutannya.
Seminar Kepemudaan dengan tema “Membangun Jiwa Pemuda yang Unggul, Berdaya saing dan Bermoral” yang diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), dibuka langsung oleh Rektor IAIN Pontianak itu.
“Membangun Jiwa Pemuda yang Unggul, Berdaya saing dan Bermoral”
Dr. Syarif MA
Seminar ini dihadiri Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji S.H., M.Hum, AKBP K. Tri Panungko S.Ik, MM selaku Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Kalimantan Barat, dan Abdul Qodjha Jailani aktivis sekaligus Rektor Balai Kopi sebagai pembicaranya.
Seminar yang bertajuk kepemudaan ini juga turut mengundang BEM Se Kalimantan Barat, mahasiswa se-Kota Pontianak, organisasi kedaerahan, serta siswa-siswii se- Kota Pontianak. Dengan jumlah peserta mencapai 500 ,yang memadati ruangan Aula sedari pagi tersebut.
Dalam sambutan pembuka, Rektor IAIN mengatakan bahwa IAIN punya rumah moderasi. Dia berharap semua peserta yang hadir serta mahasiswa bisa memperkuat akidah masing-masing. Dengan begitu, menurut Syarif, manusia dapat membuka ruang dan memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam umat beragama yang harus bermoderasi.
“Seringkali merasa beragama itu adalah muslim yang dia punya keyakinan yang kuat, lalu dia berkenan untuk orang lain juga untuk memegang keyakinan yang kuat. Bertoleransi itu, adalah saling mengatur dan mengakui eksistensi agama bukan lisan puisi,”ujarnya.
Rektor berpesan agar kepada peserta untuk memperdalam aqidah. “Pegangi dan amalkan. Kasi kesempatan kepada saudara-saudara yang lain,”ucapnya. Dia melanjutkan, sebagai manusia seharusnya saling menampilkan keyakinan dalam hati, serta melihat dan menghargai kepercayaan orang lain.
“Maksudnya di dada orang lain juga mempunyai hak keyakinan, tidak boleh interpensi, dan tidak menghina keyakinan orang lain,” tuturnya menjelaskan.
Reporter : Sapto Nurcahyo
Editor : Imam Maksum