wartaiainpontianak.com –Â Melihat baru-baru ini ada suatu kejadian yang sempat viral. Hal ini terjadi di kampung Mendawai Jalan Imam Bonjol Pontianak Kalimantan Barat, (31/03/2020). Najwa Shihab yang terkenal eksistensinya sebagai jurnalis dan pembawa acara di Narasi Tv ini merepost sebuah lukisan wajah dirinya yang dilukis dengan beberapa tulisan yang salah satunya adalah #dirumahaja sempat.
Pelukis asal Pontianak ini bernama Ayu. Ide besar Ayu melukis wajah Najwa Shihab karena memang menyenangi sosok Najwa Shihab, yang kedua karena orang paling bersemangat dalam menyuarakan #dirumahaja dan Ayu juga pernah tergabung sebagai kolaborator di narasi TV. Pelukis cantik ini berusia 26 tahun yang lahir pada 04 Januari, kelahiran Sambas daerah Semparuk namun menetap di Pontianak di Jalan Ampera, Gg 17 Agustus. Ayu Murniarti seorang anak muda berjiwa seni dengan lukisan dan karyanya yang menarik perhatian warga Pontianak khususnya di media sosial Instagram. Semenjak saat itu, beberapa orang mengaguminya hingga memberikan pesan singkat di direct massage instagram.
“Mereke hanya sekedar mengagumi, untuk job yaa belumlah,” ujar Ayu.
Ayu Murniarti, tinggi putih dengan kesederhanaan yang terpancar. Bermata sedikit besar, hidung mancung dengan gigi berbehel membuat Ayu tampak lebih manis. Jiwa seni memang terpancar dalam dirinya. Terlihat jelas dari dalam rumahnya sudah ada lukisan hasil tangannya sendiri kemudian motor vespa di depan rumah yang menunjukkan keunikan dari Ayu. Saat masuk dalam rumahnya, bukan main. Banyak cat, lukisan-lukisan dan semua nuansa seni sangat disorot dalam rumahnya. Masuk lagi ke kamar, banyak sekali karya hasil tangan Ayu. Ada mesin jahit yang digunakan untuk menjahit totebag dan masker. Pertama kali memberikan pesan lewat instagram memang sudah menunjukkan bahwa Ayu sangat ramah tamah dengan orang baru. Belum berbicara banyak hal saja, orang sekitarnya akan merasakan jiwa seni telah menyelubung dalam diri Ayu. Nyeleneh dan keasikan yang dimiliki Ayu memang sangat menunjukkan bahwa Ayu seniman sejati.
Menjadi lulusan D3 Politeknik Negeri Pontianak Prodi Arsitektur yang kemudian setahun setelahnya melanjutkan kembali S1 di UTY( Universitas Teknik Yogyakarta) jurusan arsitektur yang lulus pada tahun 2016 juga memberikan jiwa seni yang teramat erat dalam diri Ayu. Saat menunda melanjutkan studi S1, Ayu kerja di salah satu perusahaan di Pontianak. Sebagai anak pertama dari lima bersaudara, Ayu mandiri dengan membiayai kelanjutan studinya sendiri tanpa sepeser pun membebankan biaya kepada orang tuanya. Ayahnya adalah seorang pekerja bangunan dan ibunya adalah ibu rumah tangga semakin meningkatkan kemandirian Ayu. Perlu diketahui juga bahwa ayahnya juga bisa melukis terutama di relief. Bahkan, beberapa lukisan relief dirumah Ayu adalah karya dari ayahnya. Walapun memang keberhasilan Ayu sekarang dihasilkan bukan dari berlatih diri ke ayahnya, namun sedikit banyak jiwa seni memang sudah mengalir di dalam darah Ayu lewat kemampuan yang ayahnya miliki.
“Belajar melukis si otodidak, soalnye hobi,” bantah Ayu.
Rekam jejak pendidikan Ayu adalah di SDN 35 Pontianak Selatan yang memang cerdas karena selalu mendapatkan ranking 1-4 selama 6 tahun menjajaki bangku Sekolah Dasar. Untuk SMP, Ayu bersekolah di SMPN 2 Pontianak dan ini masa-masa transisi yang lumrah dilakukan pada seusia ini. Kemudian, SMA di SMAN 8 Pontianak dengan masa dimana Ayu memilih seni peran lewat drama si Pitung yang pernah dimainkannya saat masih berada di SMA sehingga akademik kurang diperhatikan. Karena Ayu lebih mementingkan eksistensi yang dirinya miliki sehingga dalam dirinya harus memiliki keberhasilan lebih. Saat kuliah, Ayu sudah mulai menekankan pengalaman ketimbang akademiknya. Pada masa-masa kuliah, ketekunan Ayu dalam melukis terus diasah. Untuk nilai akademik, Ayu sudah tak lagi mengejar nilai. Hanya pengalaman dan penyaluran hobi yang Ayu fokuskan sehingga pada masa kuliah di Yogyakarta, Ayu mampu menabung hingga total 21 juta rupiah dari hasil melukis dan kerjaan yang Ayu tekuni dan perusahaan berita bagian pemberitaan bola.
Pada awalnya, Ayu mulai tekun melukis pada tahun 2012 karena permintaan lukis sketsa wajah dan potret hitam putih. Setelah Ayu puas dengan hasilnya,maka Ayu beralih ke lukisan yang water color dengan dunia kertas. Kemudian kembali mencoba hal baru untuk melukis di canvas dan mulai pemesanan beberapa orang pada tahun 2016 melukis di dinding. Dengan karyanya inilah, penghargaan yang dimiliki Ayu sudah banyak. Mulai dari kepercayaan warga Pontianak yang sudah mulai memberikan job melukis dinding di Hotel Neo Pontianak, Hotel Grand Zuhri Ketapang, Hotel Maestri, Hotel Swiss Bell Singkawang dan beberapa cafe. Untuk menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat, Ayu membuat sketsa apa yang di inginkan konsumen terlebih dahulu kemudian disepakati bersama tentang hasil sketsa. Tingkat ketahanan lukisan dinding Ayu tahan 5-6 tahun karena lukisan ayu menggunakan cat. Hingga pada penghargaan yang paling tinggi adalah mengikuti pameran di sekitaran Pontianak dan pernah satu kali tembus pameran besar seni rupa se-Indonesia di Kalimantan Timur pada tahun 2019. Bahkan pernah ikut pameran di Singkawang yang berkolaborasi dengan seniman dari Jakarta dan luar kota.
Orang tua mendukung dengan apa yang ditekuni Ayu sekarang. Walapun sekarang rumahnya berantakan karena lukisan atau bahkan karena Ayu anak perempuan terus berani kotor karena cat itu tidak menjadi masalah.
“Biasanya kotorkan kenak cat. Bise dibersihkan juga. Orang yang memandang kotor itu karena memang dirinya belum terbiasa. Saya sih senang saja, setelah melukis juga bisa dicuci,”
Selain melukis, harapan terbesar Ayu adalah ingin menekuni seni menyulam dan memamerkan karyanya di pameran besar. Ayu mempunyai semangat dalam dirinya sendiri. “Satu hari harus satu karya” oleh sebab itulah bahwa Ayu ini memang sangat gemar menghasilkan karya
“Berkarya harus dilakukan dengan senang hati dan menyenangi apa yang membuat kita bahagia. ” tutup Ayu.
Penulis : Feby Kartikasari
Editor: Syarifah Desy