wartaiainpontianak.com – Berdasarkan laman
https://insidepontianak.com/2020/10/24/aliansi-mahasiswa-iain-pontianak-minta-menteri-kembalikan-posisi-syarif-sebagai-rektor/
disebutkan bahwa Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar kegiatan penyampaian surat terbuka kepada menteri agama untuk mengembalikan posisi Rektor IAIN Pontianak yaitu Syarif. Dengan alasan kekhawatiran aliansi mahasiswa bahwa tradisi lama akan terus terjadi di IAIN Pontianak. Tradisi yang dimaksud adalah tidak selesainya masa jabatan Rektor Hamka karena adanya perubahan status dari STAIN ke IAIN. Hamka secara otomatis menjadi rektor pertama IAIN Pontianak yang kembali tidak diselesaikan karena kasus besar yang telah tersebar. Mungin kasus pada hari ini yang tejadi di IAIN Pontianak akan menjadi kasus yang ketiga.
Saat bertemu dengan Sumarman, S.Ag selaku kepala bagian umum Biro AUAK IAIN Pontianak. Beliau menyampaikan terkait surat terbuka dari Aliansi IAIN Pontianak tersebut mendapatkan izin karena Gazebo Kampus adalah Fasilitas Umum namun tidak ada surat izin yang masuk. Surat izin yang masuk akan dipergunakan sebagai pemberitahuan kampus bahwa ada kegiatan, terutama agar keamanan kampus mengetahuinya.
“Cuman tidak menyampaikan, kita juga baru tahu setelah di publis di media sosial.” tangkas Suparman.
Dengan adanya kegiatan ini Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, Muhammad Ali Fahmi menyampaikan bahwa Surat terbuka itu bukan merupakan kegiatan Dema IAIN Pontianak. Jika Dema melakukan kegiatan harus dengan prosedur yang baik. Misalnya melakukan audiensi kepada pihak terkait, seandainya ada persoalan hak – hak Mahasiswa contohnya subsidi kuota, maka Dema IAIN yang akan menyelesaikan persoalan tersebut.
Fahmi menegaskan bahwa Aliansi Mahasiswa itu tidak ada, yang ada hanya keluarga besar mahasiswa IAIN. Sudah sangat jelas dalam kongres bahwasannya himpunan oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) IAIN Pontianak. Dalam ADART yang dijelasan dalam kongres juga tidak tercantum nama Aliansi Mahasiswa. Membawa nama Aliansi Mahasiswa apabila terjadi permasalahan di luar maupun di dalam kampus yang di sepakati bersama dalam konsolidasi. Sehingga Aliansi Mahasiswa bisa tercetus apabila ada mahasiswa yang menginisiasi Aliansi tersebut dan semua mahasiswa IAIN Pontianak berhak dalam aliansi tersebut. Kembali di tegaskan oleh Fahmi,
“yang hari sabtu bukan saya tidak tahu itu darimana, yang jelas itu bukan akomodir dari Dema IAIN Pontianak. Saya tegaskan sekali lagi itu bukan gerakan dari Dema IAIN Pontianak. Kalo dari Dema IAIN Pontianak menanggapi hal yang kemarin itu ya itu hak mahasiswa sih menyampaikan aspirasi ya apa ya mungkin mereka gelisah terhadap kondisi kampus saat ini. Kita akan terus memberikan informasi terupdate tentang kampus.” Tutup Fahmi.
Terakhir, kegiatan tersebut juga mengajak Mahasiswa sebanyak 8 orang untuk meramaikan kegiatan tersebut. Mahasiswa – mahasiswa yang hadir itu karena ajakkan dari Mahasiswa yang bernama Ade. Ade menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui banyak apa isi surat terbuka ini.
“Saya tidak tau karena alasan beliau itu baik untuk memudahkan beliau apalagi beliau itu belum sarjana, kemudian beliau minta bantu menyampaikan doa mudah mudahan kampus jadi baik saja. Mengenai isi surat itu saya tidak membaca Karena beliau itu minta bantu kawan kan supaya ramai.” Tutup ade.
Reporter : Yashinta Eltrixia Shabrina
Editor: Widad Ardina