PENGERTIAN HADIS TARBAWI
Aulia Tridisa Ramadhanti auliatridisa@gmail.com
ABSTRAK
Hadis Tarbawi merupakan salah satu cabang kajian dalam ilmu hadis yang berfokus pada nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam sabda, perbuatan, maupun persetujuan Nabi Muhammad SAW. Kajian ini bertujuan untuk menggali dimensi pendidikan dari hadis yang relevan dengan pembentukan karakter, nilai moral, dan pengembangan intelektual individu dalam perspektif Islam. Artikel ini menjelaskan pengertian hadis Tarbawi, ciri-ciri khasnya, serta peran strategisnya dalam membangun sistem pendidikan berbasis wahyu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis isi terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan aspek pendidikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa hadis Tarbawi memiliki signifikansi dalam memberikan panduan etis dan praktis bagi pendidik dan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami hadis Tarbawi, umat Islam dapat mengintegrasikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam proses pendidikan formal maupun informal, sehingga tercipta insan kamil yang berakhlak mulia dan berkompetensi tinggi.
KATA KUNCI
Hadis Tarbawi, Pendidikan Islam, Insan Kamil
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula . Hal ini mendorong seluruh lapisan masyarakat begitu memperhatikan perkembangan dunia pendidikan.
Generasi Qur’ani tidak lahir dengan sendirinya, tetapi ia dimulai dari pembiasaan dan pendidikan dalam keluarga, misalnya menanamkan pendidikan agama yang sesuai dengan tingkat perkembangan-nya, sebagaimana hadits Nabi: “Perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat, lantaran ia sudah berumur 7 tahun, pukullah mereka setelah mereka berumur 10 tahun dan pisahkan tempat tidurmu dan tempat tidur mereka” (HR. Abu Daud).
Tradisi terkait pengetahuan dan moral memiliki implikasi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan masyarakat yang aman dan damai. Pada dasarnya, pengetahuan dan moral adalah dua komponen yang saling terkait dalam kehidupan seorang Muslim. Pengetahuan, baik agama maupun umum, diperlukan untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Hadits Tarbawi menekankan pentingnya memiliki pengetahuan sebagai bekal untuk mencapai tujuan hidup yang optimal.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang menjadi kunci pembentukan karakter dan perkembangan intelektual. Dalam Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan menciptakan individu yang berpengetahuan, tetapi juga membangun insan yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis. Hadis, sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an, memiliki peran penting dalam memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
Salah satu cabang ilmu hadis yang membahas dimensi pendidikan adalah Hadis Tarbawi. Istilah “tarbawi” berasal dari kata tarbiyah, yang berarti pendidikan atau pengasuhan. Kajian Hadis Tarbawi bertujuan untuk menggali nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam hadis Nabi Muhammad SAW dan mengaplikasikannya dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Kajian ini relevan dalam upaya menjawab tantangan zaman yang memerlukan pendidikan berbasis nilai-nilai Islami.
Namun, pemahaman tentang Hadis Tarbawi sering kali masih kurang terstruktur, terutama dalam konteks penerapannya dalam sistem pendidikan modern. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian Hadis Tarbawi, karakteristiknya, serta kontribusinya dalam membentuk sistem pendidikan Islam yang integratif dan aplikatif.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan ini dilakukan melalui studi pustaka, serta literatur pendukung yang relevan dengan tema pendidikan Islam. Data yang dikumpulkan berupa hadis-hadis yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan kajian ilmiah terkait.
Proses analisis dilakukan dengan membaca, mengidentifikasi, dan mengelompokkan hadis berdasarkan tema-tema pendidikan, seperti akhlak, karakter, dan pengembangan intelektual. Setelah itu, data dianalisis untuk memahami maknanya dalam konteks pendidikan Islam secara sederhana dan relevan. Hasil analisis ini dirangkum untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang pengertian dan peran Hadis Tarbawi dalam membangun sistem pendidikan Islami.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah orang yang mempunyai kuasa terhadap orang lain dalam kkuantitas dua atau lebih, baik dalam sebuah organisasi maupun dalam keluarga. Seorang pemimpin merupakan individu yang memiliki sifat kuasa demi memengaruhi, mengarahkan, serta menginspirasi individu lain dalam menggapai sasaran tertentu. Selain bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin juga perlu mampu membimbing, mendukung, dan memotivasi kelompok atau organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif biasanya memiliki visi yang jelas, keterampilan komunikasi yang baik, serta integritas dan empati untuk memahami serta menanggapi kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Pemimpin juga bertugas menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi, kelompok, dan tujuan bersama.
Selain itu, pemimpin berperan dalam memengaruhi cara pengikutnya memahami berbagai peristiwa, mengatur dan mengarahkan kegiatan untuk memperoleh tujuan, menjaga ikatan kolaborasi dan komitmen tim, serta memperoleh bantuan serta kolaborasi dari pihak-pihak di luar kelompok atau organisasi.
Pemimpin hadir untuk mendorong pengikut agar bersedia mengiringi disisi lain melaksanakan kewajiban atau mandat oleh pemimpin. Hubungan antara seorang pemimpin dan individu yang dipimpinnya bersifat sebagai pembimbing, memberikan arahan, perintah, motivasi, serta teladan untuk memengaruhi mereka. Kesuksesan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengembangkan potensi individu di sekelilingnya, karena kesuksesan suatu organisasi amat tergantung terhadap kualitas tenaga kerja yang tersedia di dalamnya.
Kepemimpinan dianggap sebagai suatu proses yang bertujuan untuk mengarahkan dan memengaruhi kegiatan tugas dalam suatu organisasi, atau sebagai proses di mana seseorang memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang efektif merupakan suatu proses yang bervariasi, dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dalam menjalin hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dalam proses tersebut, kepemimpinan akan berjalan dengan efektif jika fungsi-fungsi kepemimpinan diimplementasikan sesuai dengan tipe kepemimpinan yang memberikan kesempatan bagi yang dipimpin untuk terlibat dalam penetapan dan pelaksanaan keputusan. Dengan demikian, setiap kreativitas dan inisiatif dalam kepemimpinan yang efektif perlu dialirkan dan dimanfaatkan.
Kepemimpinan yang baik tidak hanya mengandalkan otoritas formal, tetapi juga kemampuan untuk membangun hubungan emosional dengan orang-orang yang dipimpin. Hal ini mencakup kualitas-kualitas seperti empati, komunikasi efektif, integritas, dan keteladanan. Kepemimpinan yang berhasil mampu menciptakan perubahan yang berkelanjutan, memberdayakan anggota tim, serta menumbuhkan rasa saling percaya dan tanggung jawab di dalam kelompok atau organisasi.
Meskipun sulit untuk menggeneralisasi, pada dasarnya kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memengaruhi perilaku orang lain demi mencapai suatu tujuan. Namun, bukan berarti setiap orang yang memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan dapat disebut sebagai pemimpin.
GENERASI Z
Generasi Z, yang juga dikenal sebagai centennials, ialah kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tepat setelah generasi milenial atau generasi Y. Di samping itu, generasi Z mencakup individu yang lahir antara tahun 1998 hingga 2009. Generasi Z adalah kelompok yang berkembang dalam era revolusi teknologi digital yang berlangsung dengan cepat. Dampak dari revolusi teknologi terhadap Generasi Z sangat besar, memengaruhi cara mereka berkomunikasi, belajar, bekerja, dan menghadapi berbagai tantangan di dunia yang terus berubah.
Generasi Z yakni generasi yang lahir di era teknologi dengan sifat bawaan yang cenderung independen, lebih suka bekerja secara mandiri dibandingkan berkolaborasi atau bekerja dalam kelompok. Generasi Z cenderung cepat beralih dari satu pemikiran atau pekerjaan ke pemikiran atau pekerjaan lainnya (fast switcher).
Dalam hal pendidikan dan karier, Gen Z lebih fleksibel. Mereka tidak selalu mengikuti jalur tradisional seperti generasi sebelumnya. Banyak yang tertarik dengan pekerjaan freelance, atau bahkan ingin membangun bisnis sendiri di usia muda, terutama di industri yang melibatkan teknologi atau kreativitas.
PENDIDIKAN KARAKTER
Ketika membahas pendidikan, kita juga membahas tentang cara membentuk karakter manusia sesuai dengan yang diharapkan. Karakter individu mempunyai beberapa factor yang berpengaruh, diantaranya lingkungan. Perbedaan karakter antar individu terjadi karena masing-masing berkembang di tempat yang berbeda. Oleh karena itu, tugas lingkungan amat penting dalam membangun perilaku individu. Lingkup Pendidikan, dalam membentuk karakter kepemimpinan murid mempunya urgensi yang amat penting serta tidak boleh diabaikan; pendidikan karakter membuat perspektif makin krusial dalam lini Pendidikan saat ini.
Pendidikan karakter adalah suatu metode yang mengidentifikasi kepentingan karakter yang mencakup komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, lingkungan, maupun bangsa. Pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh peran dan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat bahwa lembaga pendidikan saat ini didominasi oleh generasi Z, sangat penting bagi para administrator sekolah untuk memahami cara yang tepat dalam menghadapi generasi Z.
Dalam konteks pendidikan karakter, kemampuan yang perlu dikembangkan pada peserta didik adalah berbagai keterampilan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan (tunduk dan patuh pada konsep ketuhanan) dan mampu menjalankan amanah sebagai pemimpin di dunia. Selain itu, mereka juga perlu memiliki kemampuan untuk hidup harmonis dengan sesama manusia dan makhluk lainnya, serta kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai tempat yang memfasilitasi kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, pendidikan karakter ialah proses yang bertujuan untuk membentuk moral dan etika dalam diri individu, serta mengembangkan sikap dan perilaku positif. Selain fokus pada aspek akademik, pendidikan ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Melalui pendidikan karakter, individu diajarkan untuk mengenali dan mengelola emosi mereka, berperilaku dengan etika yang baik, serta berinteraksi secara positif dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, kendatipun berintegritas, peduli, serta siap memberikan kontribusi kepada masyarakat.
KORELASI KEPEMIMPINAN GEN Z DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter adalah bentuk pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama (imtak) dengan ilmu pengetahuan (iptek) agar peserta didik dapat berperilaku sesuai dengan potensi serta kesadaran akan diri mereka sendiri. Dalam konteks pendidikan formal, lembaga pendidikan dan masyarakat perlu berperan aktif dalam melaksanakan kurikulum yang dapat mendukung pengembangan generasi ini, sehingga dapat menciptakan generasi Z yang kreatif, inovatif, serta yang terpenting mempunya pribadi yang baik.
Gaya kepemimpinan yang tepat dapat memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas dan kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan transformasional sangat cocok diterapkan pada Generasi Z, karena kepemimpinan transformasional berfungsi untuk meningkatkan semangat, efisiensi, dan keterikatan dalam organisasi, baik itu di organisasi publik, perusahaan, maupun dalam konteks sosial. Seorang pemimpin harus memahami perannya, yakni membangun dan mempertahankan aktivitas kelompok yang berkaitan dengan tugas yang harus dijalankan oleh pemimpin itu sendiri, sehingga kelompok dapat berfungsi secara efektif..
Pemimpin perlu akrab dengan karakter yang beragam dari setiap zaman untuk mengurangi risiko konflik yang mungkin muncul. Gaya kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan mencerminkan perilaku dan teknik yang diterapkan oleh pemimpin, baik yang Nampak maupun tak tampak.
Kepemimpinan Generasi Z sangat dipengaruhi oleh pendidikan karakter, karena keduanya saling melengkapi dalam membentuk pemimpin yang etis dan bertanggung jawab. Generasi Z, yang dibesarkan di era digital dan menghadapi berbagai tantangan global, memiliki tingkat kesadaran sosial yang tinggi. Pendidikan karakter, yang menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab, memberikan dasar bagi mereka untuk memimpin dengan integritas .
PROGRAM YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN GENERASI Z
Generasi Z ditandai dengan kemampuan belajar mandiri yang tinggi, kesiapan untuk menghadapi perubahan konseptual, dan kemampuan untuk beradaptasi lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi perlu membangun infrastruktur yang mendukung pembelajaran mandiri, seperti repositori manajemen pengetahuan yang mudah diakses, materi pembelajaran mandiri, dan video.
Pemimpin dapat merancang program pelatihan dan pengembangan yang berfokus pada peningkatan kemampuan beradaptasi bagi semua anggota organisasi. Pelatihan ini dapat mencakup keterampilan memecahkan masalah, kemampuan berpikir kritis, serta fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
Program yang mendukung pengembangan kepemimpinan Generasi Z sering kali berfokus pada peningkatan keterampilan praktis serta pemahaman nilai-nilai sosial yang kuat. Di sekolah dan universitas, program kepemimpinan biasanya diintegrasikan melalui organisasi siswa, komunitas, atau klub ekstrakurikuler yang mendorong siswa untuk terlibat langsung dalam memimpin kegiatan, bekerja sama dengan tim, dan membuat keputusan penting. Program-program seperti ini memberikan kesempatan bagi Gen Z untuk belajar tentang manajemen, komunikasi, serta tanggung jawab sosial.
- SIMPULAN
Mengembangkan kepemimpinan Generasi Z melalui pendidikan karakter adalah langkah krusial dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga integritas dan nilai-nilai moral yang kuat. Pendidikan karakter berperan penting dalam membentuk nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, serta kerja sama—semua ini merupakan elemen kunci dari kepemimpinan yang efektif.
Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam program pelatihan dan kegiatan kepemimpinan, Generasi Z dapat dilatih untuk memimpin dengan kesadaran sosial dan etika yang tinggi. Selain itu, mereka mampu beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia digital, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan pendekatan ini, pemimpin dari Generasi Z dapat muncul sebagai pemimpin yang tidak hanya fokus pada hasil, kendatipun memperhatikan kesejahteraan tim dan masyarakat secara keseluruhan.
REFERENSI
Mulyono, Hardi. “Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi”. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora. Vol. 3. No. 1, 2018, hal. 291.
Nugroho, Danang, dkk.“Metode kepemimpinan Generasi Z yang Ideal dalam Lingkungan Organisasi”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Manajemen. Vol.2, No.6, Juni 2024, hal. 126.
Ahmad, Amiril. “Pembentukan Karakter Kepemimpinan Persepektif al-Qur’an”. Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat. Vol. 5, No. 1, 2022, hal. 81-81.
Hutahaean, S, Wendy. Filsafat Dan Teori Kepemimpinan, (Malang: Ahlimedia Press, 2021), hal. 2.
Munajat dkk, Manajemen Kepemimpinan , (Bojongsari: Eureka Media Aksara, 2023), hal 12.
Sutikno, S, M. Pemimpin Dan Kepemimpinan, (Lombok: Holistica Lombok, 2018), hal. 5-6
Mahirun dkk, “Kepemimpinan Transformatif Sebagai Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Kreatif”. Jurnal PENA, Vol.35 No.2, September 2021, hal. 66.
Mu’ah dkk, Kepemimpinan, (Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2019), hal. 3.
Yudiaatmaja, Fridayana “Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya”. Media Komunikasi FIS, Vol 12, No 2, Agustus 2013, hal. 30.
Arum, S, Lingga. “Karakteristik Generasi Z Dan Kesiapannya Dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030”. Accounting Student Research Journal, Vol. 2, No. 1, 2023, hal. 60.
Sunyoto, Danang. Mengasah Generasi Z, (Bojongsari: CV.EUREKA MEDIA AKSARA, 2024), hal. 11.
Erlianti, Gustina “Pola Perilaku Pencarian Informasi Generasi Z Berperspektif Ellisian”. Almaktabah, Vol. 5, No. 1, Juni 2020, hal. 1.
Astuti, D, Suri, dkk. “Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Loyalitas Karyawan Generasi Z”. Jurnal Ilmiah Psikomuda, Vol. 3, No. 2, 2023, hal. 121.
Tsauri, Sofyan. Pendidikan Karakter, (Jember: IAIN Jember Press, 2015), hal. 3.
Malusu, R, Muhammad. “Membangun Karakter Kepemimpinan Melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)”. At-Tadbir: Islamic Education Management Journal, Vol 2. No. 1, Juni 2024, hal. 27
Omeri, Nopan “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan”. Manajer Pendidikan, Vol. 9, No. 3, Juli 2015, hal. 465.
Maharani, Annisa, dkk. “Menyiapkan Generasi Z Yang Berkarakter Dan Bijak Dalam Penggunaan Teknologi Melalui Pendidikan”. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Vol. 9, No. 7, April 2023, hal. 56.
Rofi’ie, H, Abdul. “Pendidikan Karakter Adalah Sebuah Keharusan”. Waskita, Vol. 1, No. 1, 2017, hal. 118.
Prasetio, A, Andra “Pendidikan Karakter Bagi Generasi Z”. Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, Vol.2, No.3, September 2023, hal. 88.
Hanifah, Febriana. Gen Z Insights: Perspective on Education, (Surakarta: UNISRI Press, 2021), hal. 68.
Dewi, T, Aquina. “Gaya Kepemimpinan Ideal Untuk Generasi Z Pada Lingkungan Organisasi”. JURNAL RISET MANAJEMEN DAN EKONOMI, Vol.1, No.3, Juli 2023, hal. 109.
Jatmiko, “Pemimpin dan Kepemimpinan Organsasi”. Forum Ilmiah, Vol. 10, No. 2, Mei 2013, hal. 210-211
Komalasari, Shanti, dkk. “Prinsip Character of A Leader pada Generasi Z”. Journal of Psychology, Vol. 6, No. 1, Juni 2022, hal. 79.
Agustriyana, Darwis, dkk. “Analisa Konsep Kepemimpinan Dari Persepsi Gen-Z Dalam Menentukan Role Model Kepemimpinan Di Masa Mendatang”. Jurnal Darma Agung, Vol. 32, No. 1, 2024, hal. 178.
Arafat, dkk, Kepemimpinan Adaptif dan Responsif Panduan Praktis untuk Memimpin dalam Era Perubahan, (Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup, 2022), hal. 8.
Penulis: Aulia
editor: tim redaksi