IAIN Pontianak www.wartaiainpontianak.com- Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), Muhammad Nanang mengaku kecewa mengenai aklamasi atau hanya ada calon tunggal dalam pemilihan presma IAIN Pontianak periode 2017-2018.
Ketua KPUM mempertanyakan animo masyarakat kampus khususnya mahasiswa dalam partisipasi pemilihan presma. “Apalagi ini setingkat presma kok hanya satu calon, gitukan. Hari ini perlu dipertanyakan, apakah memang teman-teman tidak berminat lagi berdinamika di organisasi internal kampus, sedangkan kemarin pemilihan demaf saja heboh”sesalnya saat diwawancarai didepan Spot Center, Kamis (9/11) sore.
M Nanang menegaskan bahwa pihaknya telah menyebarkan informasi melalui famplet, dan media sosial. “Hanya saja memang, bentuk sosialisasi ke kelas-kelas itu tidak ada. Namun berupa surat-surat ke UKM dan HMJ sudah,” katanya.
Apa yang dikatakan Nanang linear dengan yang diucapkan Ketua Panwaslu, Agus Susanto. Ia mengatakan persiapan KPUM dan Panwaslu untuk mensosialisasikan pemilihan raya ini sudah dipersiapkan sejak beberapa minggu lalu. “kita membuka pendaftaran dengan menyebar surat undangan ke UKM dan HMJ yang ada, kemudian dengan pamflet yang ditempel di mading-mading, serta sosialisasi melalui medsos,”terangnya.
Agus menyebutkan bahwa pihaknya telah berupaya membuka pendaftaran selama lima hari dan telah memperpanjang selama seminggu. “Dan ternyata sampai hari Sabtu belum ada yang mendaftar. Secara peraturan memang jika tidak ada yang mendaftar maka pendaftaran diperpanjang selama satu atau dua hari. Namun kami mengantisipasi, kami memperpanjang sampai satu minggu,” terangnya ketika ditanya, Rabu (8/11) kemarin di sekretariat Dema.
Namun hal berbeda disampaikan oleh Ketua HMJ Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Muhammad Nurul. Ia mengaku tidak mendapat surat edaran terkait pemberitahuan pencalonan presma, tetapi surat yang mereka terima berupa surat permohonan partisipasi pencoblosan. “Saya sih tidak mendapat informasi secara langsung tentang pendaftaran, entah saye yang kurang informasi atau mungkin sudah disampaikan kepada staf yang lain,”jelasnya.
Senada dengan apa yang diungkapkan Nurul, Muhammad Dayat, mahasiswa semester tiga jurusan Ekonomi Islam mengaku belum tahu tentang adanya pemilihan presma ini. “dari KPU untuk mensosialisasi kepada kami sih belum ada.”akuinya.
Mengenai kurangnya sosialisasi yang diterima sebagian mahasiswa Nanang mengatakan hal ini memang disebabkan oleh keterbatasan dalam KPU. “Standar dalam kongres itu kan untuk KPU berjumlah sepuluh orang sedangkan untuk panwaslu berjumlah tujuh. Namun hari ini jumlah dari KPU dan Panwaslu itu hanya tujuh orang. Belum lagi yang bahasanya hilang, tidak aktif, jadi sisa sekitar enam orang. Jadi minimnya SDM itu yang menghambat kite. Belum lagi ditambah dengan kesibukan kawan-kawan. Ada yang kuliah ada yang kerje, dan segala macam,” jelasnya.
Reporter : Imam Maksum
Editor : Adhe Siti Fatimah