wartaiainpontianak.com Diresmikannya kebijakan baru pada tanggal 7/3/2022 di Ma’had al Jamiah IAIN Pontianak mengenai larangan membawa alat masak. Kebijakan ini dibuat oleh Mudir Ma’had al Jamiah sehingga menuai pro dan kontra bagi Mahasantri nya.
Ustadz Rosul sebagai seorang Musrif yang mengawasi Mahasantri Ma’had Al Jamiah mengatakan bahwa mau tidak mau, kebijakan ini memang harus di laksanakan.
“Kalau saya pribadi ni, kasian ye Mahasantri tu tak bise masak tapi inikan sesuai dari kebijakan mudir pak rektor mengingat beberapa hal, mewanti-wanti takut adanya kejadian kembali. Saya dapat informasi ni kan saya baru ni, baru satu bulan ini kembali ke IAIN. Rasanya apa ya, lebih efektif lah tidak masak di Ma’had karena apa, adek-adek pun ndak sibuk juga untuk mikerkan maok masak ape tinggal belik jak seperti itu. Tapikan kite ndak bise menyamaratakan ekonomi orang kan, ada yang ekonomi kelas atas ada yang kelas bawah. Tapi karena ini kite berade di dalam Institusi Negara Pemerintah, maok ndak maok harus dituruti.” Ucapnya
Akan tetapi Dinda, selaku ketua DEMA Ma’had Putri mengatakan bahwa kebijakan membawa alat masak ini baik bagi mahasantri.
“Kenapa dibilang bagus karena lebih baik, ada umpama, umpama gini lebih baik kita menjage daripada mengobati ya ndak, lebih baik kita menjaga daripada mengobati. Kite menjage agar tidak terjadi ehh suatu hal yang tidak kita inginkan, dari pade kita udah kejadian dan nanti bise ade korban juga kan.” Ujarnya.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan yang disampaikan oleh Radica, selaku mahasantri yang tinggal di Ma’had Al jamiah. Dia mengatakan bahwa
tidak semua anak memiliki ekonomi yang cukup untuk membeli makanan.
“Jadi sebenarnya saya sedikit tidak setuju, eh bukan sedikit tapi memang tidak setuju dengan kebijakan ini karena banyak sisi-sisi dari negatif nya. Pertama masalah ekonomi tentu semua anak tidak mempunyai tidak memiliki biaya hidup yang cukup untuk perbulannya.” Ucapnya
Dia menambahkan bahwa jika memang Ma’had membuat kebijakan itu, setidaknya juga memberikan solusi.
“Kalaupun pihak mahad memberikan kebijakan tersebut tolong beri solusi kepada kami, setidaknya berikan dapur umum atau apapun lah yang bisa meringankan ekonomi kami bukan membuat kebijakan tapi tidak memberikan solusi.” Tegasnya
Beberapa dari Mahasantri berharap Mudir Ma’had dapat menemukan solusi yang lebih kongkrit lagi, salah satunya Zainul ketua dema Ma’had Putra.
“Harapan kedepanya agar bisa memberikan solusi yang lebih kongkritlah untuk Mahasantri.” Tutupnya
Penulis: Elsya dan Devi
Editor: Tim Redaksi