Indonesia cinta kerukunan, Indonesia cinta kedamaian, Indonesia cinta persatuan, Indonesia cinta keromantisan,Indonesia cinta kedamaian, Indonesia benci kerusuhan, Indonesia benci ketidak adian, Indonesia benci keributan, Pada Intinya Persatuan dan keharmonisan berbangsa dan bernegara adalah cerminan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Selamat pagi Ibu Pertiwi.
Bangsamu saat ini sedang tersakiti.
Sakit dengan ulah anakmu sendiri.
Apakah dikau bersedih…?
21 tahun yang lalu engkau juga tersakiti, masih kah kau mengingatnya?
Kini, 22 Mei, hal yang hampir sama terulang kembali.
Dosa apa yang menimpamu? Kenapa anakmu murka dengan dirinya sendiri?
Wahai Ibu Pertiwi…!!! Lihatlah…!!!
Langitmu berawan cerah merekah.
Tapi daratan mu, daratanmu bergetar penuh amarah.
Teriak, caci maki, hujatan, semua berujung darah.
Semua karena sebuah perbedaan.
Adu mulut adu fisik menjadi andalan.
Kaum atas kaum elit hanya berkelit.
Ibu pertiwi bingung melihat rakyat terus menjerit?
“Manusia Kuat” menjadi hal yang dipertanyakan.
Semua orang termenung dibingungkan.
Apa yang akan terjadi jika terulang kembali tragedi sembilan delapan?
Tolonglah ibu pertiwi..!!! Bangunlah…!!! Bangun…!!!
Sadarkan anakmu ini.
Bukalah mata hatinya, agar dia tahu dimana kakinya berdiri.
Ibu pertiwi…!!! Bangunlah!!!
Buatlah anakmu ini sadar akan persatuan seperti dulu.
Anakmu sekarang lupa akan sila ketiga, maka ingatkan lah…!!!
Romantisme bangsa yang dulu, sangat kami inginkan.
Maka bersatulah…!!!
Pontianak. 22 Mei 2019
aris mustofa