wartaiainpontianak.com – Dua mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak wakili Kalimantan Barat dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) yang akan diselenggarakan di DKI Jakarta pada September 2019 mendatang.
Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) merupakan ajang kompetisi cabang olahraga yang ditujukan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia. Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, melalui organisasi Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) yang didasari oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pelaksanaan Pomnas didelegasikan kepada Pengurus Provinsi Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Pengprov BAPOMI) namun tetap dibawah tanggung jawab Pengurus Pusat Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia.
Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat Nasional (POMNAS) telah berlangsung sejak 1951 dan diselenggarakan setiap dua tahun sekali, dengan waktu penyelenggaraan disesuaikan kalender akademik perguruan tinggi yang telah ditentukan melalui Rapat Kerja Nasional, paling lambat 1 (satu) tahun sebelum penyelenggaraan POMNAS. Tahun ini DKI Jakarta menjadi tuan rumah pengelenggara POMNAS.
Setiap Pengurus Provinsi BAPOMI (Pengprov BAPOMI) berhak mengajukan permohonan tertulis (proposal) untuk menjadi calon penyelenggara POMNAS kepada Pengurus Pusat Bapomi , waktu pengajuan selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan sebelum penyelenggaraan POMNAS. Permohonan tertulis berisi uraian yang menggambarkan kelayakan terutama terkait fasilitas, ketersediaan sumberdaya manusia dan faktor-faktor pendukung lainnya.
IAIN Pontianak sangat bangga atas terpilihnya 2 mahasiswa yang mewakili Kalimantan Barat dalam ajang POMNAS ini. Mahasiswa yang mewakili ialah kategori lomba bulu tangkis atas nama Sofia Fadhlia Delanti dan Rio Oktaviandra.
Sofia Fadhlia Delanti yang kerap dipanggil Sofia adalah wanita kelahiran Pontianak, 08 Agustus 1999. Ia merupakan mahasiswa Fakultas Syariah prodi Muamalah semester 4. Kesehariannya Sofia bukan hanya belajar di kampus tapi juga mengisi waktunya untuk melatih kemampuan bermain bulu tangkis. Kemampuan bermain bulu tangkisnya dilatih sejak ia duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD) dan berlatih hingga sekarang.
Sebelumnya, Sofia sudah banyak mendulang prestasi. Diantaranya ia pernah menyabet juara 3 dalam kejuaran international pada ajang 9th Brunai Indonesia Malaysia Philipina-East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) Friendship Games Tahun 2016 yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur.
Sofia mengatakan bahwa ini merupakan kerja keras yang dinikmati serta belum di penghujung kerja keras. “Karena masih banyak lagi yang harus saya capai karena kuncinya adalah tidak pernah puas dalam menoreh prestasi dan terus kerja keras,” tuturnya.
Sofia mengaku senang karena lolos dalam seleksi POMNAS. Ucapan terima kasih ia sampaika kepada pelatih, keluarga serta teman-teman yang selalu mendukung. “Ini merupakan kerja keras saya yang saya nikmati dan ini belum dipenghujung kerja keras saya karna masih banyak lagi prestasi-prestasi yang harus saya raih dan bagi saya kuncinya adalah tidak pernah puas dalam menoreh prestasi,” katanya.
Tak kalah dengan Sofia, Rio Oktadiandra yang kerap disapa Rio pria kelahiran Pontianak, 05 Oktober 1999 mahasiswa Fakultas Syariah prodi Muamalah yang juga mewakili Kalimantan Barat. Keseharian Rio adalah mahasiswa seperti biasanya namun tak hanya belajar di dalam kelas dia juga mengisi waktunya sama seperti Sofia yaitu melatih kemampuan. Mengasah kemampuan olahraga bulu tangkis. Dia berlatih sejak di bangku Sekolah Dasar (SD).
Rio mengatakan bahwa berlatih dengan sungguh-sungguh adalah kunci dalam meraih kesuksesan. “Apabila bersungguh-sungguh maka tinggal ditunggu saja apa hasilnya karena kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,” ujarnya.
Menurut Rio kunci kesuksesan adalah bersungguh-sungguh dalam berlatih. “Apabila kita bersungguh-sungguh maka tinggal nikmati saja apa hasilnya, memuaskan atau tidak karena sejatinya kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,” tuturnya.
Reporter : Sopian Lubis