wartaiainpontianak.com — Sabtu, 2 Oktober 2021, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan seminar usai dilakukan pembukaan kegiatan Pekan Kesenian dan Olahraga (PKO) pada pukul 08.00 WIB di Aula Syekh Abdur Rani, IAIN Pontianak.
Seminar Pekan Kesenian dan Olahraga terdiri dari dua tema dan diisi oleh dua pemateri yang merupakan Koordinator Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI).
Diantaranya seminar dengan tema “Peran Seni dan Olahraga” oleh Adiyudha Permana dan seminar bertemakan “Mencerdaskan Anak Bangsa” oleh Hj. Bebby Nailufa.
Kegiatan pembukaan dan seminar ini pun turut dihadiri oleh beberapa perwakilan dari UKM dan UKK.
Pada seminar pertama “Peran Seni dan Olahraga”, Adiyudha Permana, M.Or selaku pemateri menjelaskan tentang ‘sportpreneur’ sebagai media dalam mengasah kemampuan aplikatif bidang olahraga serta manfaat yang dihasilkan dari kegiatan olahraga, contohnya seperti dalam kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang diadakan di Papua, yang mana diharapkan dapat membangun ekonomi di sana melalui kegiatan ini.
“Peluang sportpreneur ada 3 yaitu pertama sport science ini sendiri ada di perguruan, dan yang kedua sport tourism yang mana di sini kita bisa bersinergi dengan banyak pihak dan sudah pasti tempat wisata. Dan yang terakhir sport industry, misal di penyelenggaraan PON XX di Papua, apa dampak yang dihasilkan seluruh infrastruktur yang ada di sana dibangun industrinya apa tiket semuanya kemudian transportasinya, travel kemudian hotel yang kemudian menggerakkan perekonomian, dari sini berapa pendapatan yang dihasilkan dalam kegiatan PON ini,” jelas Adiyudha.
Selain itu, ia juga menyampaikan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengadakan suatu kegiatan atau event di mana tujuan, waktu, tempat, penyelenggara serta pendanaannya harus terkonsep dengan sangat jelas agar even yang diadakan juga berjalan lancar.
“Pertama ide pasti dalam suatu kegiatan itu pasti ada ide yang muncul, kedua tujuannya apa tadi jelas untuk promosi biar bisa dilihat orang luar, kemudian bagaimana event ini diselenggarakan, kemudian ada untungnya ndak kalau pakpok itu sukses, kalau minus itu gagal–kalau surplus itu untung. Dan dari inilah bisa menjadi suatu kreativitas yang dibangun untuk mengahasilkan,” tambahnya.
Kemudian pada materi kedua “Mencerdaskan Anak Bangsa” oleh Hj. Bebby Nailufa, SE., M.SOS, ia mengatakan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa itu dimulai saat dalam kandungan.
“Jadi awal dari proses mencerdaskan anak bangsa itu, seseorang mengandung anaknya. Jadi pada saat saya kuliah, benar-benar sudah saya buktikan bahwa anak yang saya lahirkan itu cerdas, karna saat itu saya belajar statistik, akuntansi, hitung-hitung. Jadi ketika seorang ibu yang hamil dan ia melakukan kegiatan seperti belajar maka ini akan berpengaruh terhadap anak yang dikandung juga. Oleh karena itu lakukan kegiatan-kegiatan yang baik ketika hamil maka akan besar kemungkinannya anak yang kita kandung akan mendapatkan apa yang telah kita pelajari,” jelas Hj. Bebby Nailufa, SE., M.SOS selaku pemateri kedua.
Ia juga menambahkan bawa sebagai orang tua tidak boleh selalu menekankan nilai pada anaknya, karna kecerdasan anak tidak hanya dari nilai saja akan tetapi seorang anak harus mampu bersosialisasi. Dasar dari kecerdasan seorang anak itu bukan hanya nilai tapi bagaimana ia mampu bersosialisasi, berorganisasi dan bermusyawarah dengan masyarakat luas.
“Saya sebagai seorang ibu tidak menekankan nilai pada anaknya, tidak selalu memberikan beban karena saya melihat bahwa kecerdasan anak itu tidak diukur dari nilai, seorang anak harus mampu bersosialisasi kalau pintar tapi tak mampu bersosialisasi hanya di rumah saja, tidak mampu bersosialisasi dengan baik, tidak mampu bermusyawarah, tidak mampu berdiskusi dengan temannya. Anak yang cerdas anak yang mampu bersosialisasi dengan baik di masyarakat,” tegasnya.
Reporter : Almu
Editor : Mei Hani Anjani