wartaiainpontianak.com – Kamis, 21 November 2019 telah dilaksanakan kegiatan dialog kebangsaan yang bertemakan ” Merajut Kebersamaan dan Kebhinekaan Dalam Penguatan Persatuan NKRI “. Kegiatan ini dihadiri oleh BEM Se-Kalimantan Barat dan Rektor IAIN Pontianak serta OKP yang membuat kegiatan ini semakin terasa keharmonisan antar mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Syekh Abdur Rani IAIN Pontianak pukul 07:30-selesai.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh tiga pemateri hebat yaitu Dr. Firdaus Achmad, M. Hum selaku akademisi IAIN Pontianak, Rizal, S.sos selaku perwakilan dari walikota Pontianak dan yang terakhir adalah Dr. Firdaus Zar’in, S.Pd, M.si selaku wakil ketua DPRD Kota Pontianak.
“Untuk menjaga solidaritas dan semoga kedapannya BEM Kalimantan Barat khusunya teman teman yang tergabung dalam BEM Nusantara ini untuk memberikan kontribusi pada kampus bahkan masyarakat,” tutur M. Ali Fahmi selaku Ketua Panitia.
Kegiatan ini sangat kental dengan nuansa kebangsaan yang sesuai dengan tema besar dalam dialog ini tampak jelas dari banner yang menggunakan latar merah putih dan jargon yang diciptakan oleh moderator. Kegiatan seminar ini dirancang hanya dalam kurun waktu 2 minggu. Tetapi dalam ekspektasinya, kegiatan ini tampak megah dengan penyajian snack dan pemateri yang luar biasa serta tamu undangan dari BEM Nusantara KALBAR. Kegiatan ini didekasikan untuk mempertemukan BEM Nusantara KALBAR karena adanya isu kedaerahan dan kegiatan ini adalah sebuah landasan untuk nantinya melanjutkan perjuangan seluruh BEM di Kalimantan Barat.
Tanggapan BEM dari fakultas lain terkait kegiatan ini sangat baik dan berpartisipasi atas ide yang dibuat oleh DEMA IAIN Pontianak ini. Perwakilan BEM Menteri Luar Negeri dari Politeknik Negeri Sambas Fakultas Manajemen Informatika Program Studi Teknik Multimedia yang berangkat dari Sambas menuju Pontianak menggunakan motor. Tiba di Pontianak pukul 00.00 WIB dan terpaksa menginap di kontrakan temannya. “Dialog dengan tema ini sangat bermanfaat , maka sangat perlu dikuatkan lagi karena pada saat ini rata-rata para pemuda Indonesia mudah terpengaruh pada media yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoax. Bahkan membuat terjadinya perbedaan adalah karena media itu,” jelas Abdul Majid.
Adapun Asnawi yang merupakan anggota BEM Menteri Luar Negeri dari kampus STIE ( Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ) Pontianak program studi manjemen dan M. Ali Quraisy Az-Zahabi selaku ketua BEM dari STIS ( Sekolah Tinggi Ilmu Syariah ) Pontianak program studi hukum keluarga mendukung penuh kegiatan ini karena banyak motifasi sehingga adanya pengalaman baru dan kedepannya akan membuat BEM Nusantara KALBAR jauh lebih baik lagi.
Reporter: Feby Kartikasari
Editor: Syarifah Desy