Sumber Foto : Jurnalis LPM Warta
wartaiainpontianak.com- Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Forum Koordinasi BEM Se-Kalimantan Barat (FKBK) menggelar aksi demonstrasi May Day dan Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) yang diselenggarakan di Kantor Gubernur dan Bundaran Bambu Runcing, Selasa 7 Mei 2024.
Bulan Mei merupakan salah satu bulan yang penuh momentum, khususnya pada tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional dan 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Dua momentum besar itu dirayakan dengan mengingat jasa buruh dan pendidik terdahulu serta tak lupa diadakannya aksi demonstrasi untuk menyuarakan hak-hak buruh dan pendidikan yang tertindas.
BEM SI dan FKBK menggelar aksi May Day dan Hardiknas sebagai bentuk konkrit kepedulian mereka terhadap buruh dan Pendidikan di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.
Agim Nastiar, selaku koordinator lapangan aksi mengungkap tidak ada kata terlambat untuk untuk melakukan aksi ini.
“Mengingat momentum hari buruh 1 mei kemarin dan hardiknas pada 2 mei kemarin ya memang pada prinsipnya kami melakukan aksi sudah terlambat, namun tetap melakukan aksi karena keterlambatan bukan sebuah halangan,” Ungkap Agim.
Tentunya, tuntutan-tuntutan tak lupa mereka sampaikan kepada Pemerintah Provinsi (PemProv) Kalimantan Barat (KalBar) dengan harapan Pemerintah mendengar dan memberikan solusi atas keresahan rakyat. Adapun tuntutan-tuntutannya, yakni:
1. Menuntut Pemda Kalbar untuk Meningkatkan dan memperhatikan hak dan kesejahteraan tenaga pendidik (honorer)
2. Tolak komersialisasi pendidikan di provinsi Kalimantan
3. Menuntut Pemda Kalbar untuk Wujudkan Pendidikan gratis, bermutu, demokratis dan berintegritas untuk masyarakat provinsi Kalimantan Barart sesuai UU Nomor 34 Nomor 2 Tahun 2003
4. Menuntut Pemda Kalbar untuk Pemerataan sarana dan prasarana belajar dan mengajar di Provinsi Kalimantan Barat
5. Menuntut Pemda Kalbar untuk mengHentikan kriminalisasi terhadap buruh
6. Bebaskan Mulyanto
7. Pengawalan Pemerintah Daerah provinsi Kalimantan Barat terhadap kesejahteraan buruh
8. Berantas kasus tindak pidana perdagangan manusia
BEM SI dan FKBK melakukan setting aksi di Kantor Gubernur sekitar 40 menit dan melakukan dialog terbuka dengan dinas Pendidikan dan kebudayaan. Dilanjutkan dengan aksi pembakaran ban di bundaran Bambu Runcing.
Agim juga menambahkan, bahwa ia sempat dikecam oleh pihak aparat kepolisian atas dilakukannya aksi tersebut.
“Pada akhirnya kita dibubarkan secara paksa bahkan saya diancam nanti kamu saya siksa, agim kamu akan saya jemput nanti, sempat dikecam saya sebagai koordinator lapangan aksi, ketika dibubarkan udah yang penting kami sudah melakukan aksi Long March dulu ke kantor gubernur, melakukan pembakaran ban dan memberikan kartu merah kepada Pemprov Kalbar , itusi goals dari kami , ketika kami sudah selesai rangkaian aksi kami dan dibubarkan kami harus selesaikanlah karena kami juga akan evaluasi lagi,” tutupnya.
Penulis : Aulia
Penyunting : Aal