www.wartaiainpontianak.com – Selama kurang lebih 40 hari, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2019 Kelompok 59 telah melakukan pengabdian dan pembelajaran tepatnya di Dusun Karya Bhakti, Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap. Berbagai momen selama KKL (Kuliah Kerja Lapangan) menjadi kenangan tersendiri bagi mahasiswa. Salah satunya adalah acara perpisahan antara kelompok KKL dengan warga desa sekitar.
Acara perpisahan tersebut diadakan pada Jum’at (30/08/19) pukul 08.00 bertempat di Aula SMPN 18 Dusun Karya Bhakti, Kecamatan Sungai Kakap.
Kegiatan tersebut diawali dengan penampilan tari Pesona Kubu Raya yang di tampilkan oleh anak-anak yang tergabung dalam uSanggar Mandiri Desa Jeruju Besar.
Perpisahan tersebut juga dihadiri oleh Dosen Pembimbing kelompok 59 yaitu Dr. Hj Lailial Muhtifah, M.Pd. Dosen Pendamping Septian Utut Sugiatno, M.Pd m. dan Sekretaris Desa Jeruju Besar Agus Hernudin, S.Pd. yang sekaligus merupakan Pamong dari kelompok 59, juga dihadiri oleh Kasi Pemerintahan, Dewan Guru SMPN 18 Sungai Kakap, Kepala Dusun Karya Bhakti dan Dusun Karya Bersama, Ibu-Ibu PKK, RT, RW, Karang Taruna, Pemuda Jeruju Laut dan Pemuda Tanjung Laut serta warga sekitar yakni dari kedua dusun di Desa Jeruju Besar, Dusun Karya Bhakti dan Dusun Karya Bersama.
Ledakan kembang api turut memeriahkan acara perpisahan KKL tersebut yang mana Penyerahan kembali mahasiswa KKL kepada pihak kampus yang secara resmi diserahkan kembali oleh Agus Hernudin, S.Pd. selaku Pamong dari kelompok 59 kepada Dosen Pembimbing, Dr. Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd. yang menerima kembali mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2019.
Pada acara tersebut, kelompok KKL 59 IAIN Pontianak berhasil menayangkan beberapa hasil karya video selama berada di Dusun Karya Bhakti, diantaranya yaitu ; video kegiatan HUT RI yang diselenggarakan di Dusun Karya Bhakti, Desa Jeruju Besar, SMP N 18 Sungai Kakap, serta kegiatan mahasiswa dan masyarakat selama KKL dan juga penayangan Film Dakwah yang diperankan oleh anak-anak Desa Jeruju Besar, tepatnya di Dusun Karya Bhakti dan Dusun Karya Bersama yang berisi tentang doa sehari-hari yang dapat diamalkan oleh anak-anak dan juga merupakan doa-doa telah diajarkan pada saat pelaksanaan TPA di surau setiap sorenya.
Acara perpisahan juga dibanjiri oleh Isak tangis warga, anak-anak dan mahasiswa yang pecah saat mahasiswa tampil dan menyanyikan lagu perpisahan termanis dengan diiringi musik dan puisi untuk seluruh masyarakat disana, sehingga air mata tidak dapat lagi terbendung dan semua warga ikut menangis karena tak tahan dengan suasana yang ada.
Bukan hanya isakan, bahkan raungan anak-anak yang berkumpul duduk dibagian depan terdengar jelas dalam aula dan tentu saja malam perpisahan ini menjadi momen yang pas untuk melepas segala kesedihan setelah sekian lama bersama dan pada akhirnya akan berpisah.
Diantaranya yang paling terlihat adalah anak-anak seusia SD dan SMP. “Pada malam itu, kami jadi ndak mau pulang, karena anak-anak disana yang tidak menghendaki kami pulang,” kenang Elita sebagai anggota dari kelompok 59.
Anak-anak yang dimaksud adalah anak-anak yang biasanya mengikuti bimbingan belajar mulai sore hingga malam hari. Tak ayal mereka menangisi kepergian mahasiswa KKL tersebut. Pasalnya, bimbingan dari mahasiswa KKL dianggap mampu menambah motivasi untuk belajar.
Nurdin sebagai KASI Pemerintahan juga turut menangis dan mengatakan bahwa perpisahan ini merupakan perpisahan terbaik yang pernah ada.
“Berbeda di beberapa kelompok sebelumnya, perpisahan kelompok ini memang sangat berat rasanya, bayangkan saja bapak dan ibu anak-anak kita bahkan anak saya sendiri hampir beberapa malam tidur di posko mereka, anak-anak juga termasuk anak saya yang tadinya belum tau membaca doa sekarang setiap melakukan segala sesuatu pasti membaca doa, seperti contoh doa masuk wc yang sebelumnya tidak tahu ketika diajarkan oleh kakak-kakak mahasiswa dia langsung tau dan mengamalkannya”, kenangnya.
Sekretaris Desa Agus Hernudin S.Pd juga mengatakan bahwa kelompok 59 adalah kelompok yang sangat aktif karena banyak menjalani kegiatan dan juga progja yang juga selalu terealisasikan.
“Kelompok ini memang kelompok yang sangat aktif menurut saya, karena sampai di pekan terakhirpun mereka masih diminta untuk menjadi panitia HUT RI yang diselenggarakan oleh dua Desa Sekaligus yakni Desa Jeruju Besar dan Desa Sungai Itik”, jelasnya. “Saya turut senang karena warga terutama anak-anak merasa sangat senang dengan adanya mahasiswa disini dan merekapun turut aktif dalam menjalani program kerjanya seperti membuat kegiatan TPA di surau, yang dulunya surau sepi saat ini surau menjadi ramai karena adanya mahasiswa”, sambungnya.
Agus Hernudin, S.Pd juga berharap bahwa perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya, “Saya berharap ketika nanti kakak-kakak mahasiswa sudah pergi meninggalkan tempat ini kakak-kakak mahasiswa tetap sering-seringlah main kesini, insyaAllah Desa Jeruju Besar khususnya Dusun Karya Bhakti akan selalu terbuka untuk kakak-kakak mahasiswa”, tegasnya.
Ilma sebagai protokoler menambahkan, “Ya, memang berat sekali meninggalkan anak-anak yang setiap hari sudah bersama, yang setiap pagi datang membangunkan dengan pantun-pantun lucunya, akan tetapi memang sudah beginilah waktunya, insyaAllah meskipun kita tidak lagi KKL disini tapi kita tetap akan sering-sering datang ke Desa Jeruju Besar khususnya Dusun Karya Bhakti ini”, jelasnya.
Penulis :Siti Nurrohimah (mahasiswa KKL kelompok 59 IAIN Pontianak)