Wartaiainpontianak.com – Kamis, 03 September 2020 bertitik kumpul di IAIN Pontianak tepatnya didepan halaman Sport Center menjadi saksi bisu aksi hari ini. Aksi yang sudah beberapa kali gagal dikarenakan beberapa hal yang tidak kondusif. Pada hari ini, semua amarah dan keluh kesah sudah berada diujung tanduk ambang pintu kesabaran maka mahasiswa IAIN Pontianak mengadakan aksi damai dengan beberapa tuntutan sebagai berikut :
1. Memohon pemimpin kampus untuk menaikkan persenan keringanan UKT di IAIN Pontianak Semester Gassal;
2. Menolak adanya verifikasi data untuk keringanan UKT atau tidak memberat-beratkan syarat di pengajuan berkas pengurangan ( jika ada ) wajib diterima tanpa terkecuali;
3. Memohon pihak kampus untuk mengeluarkan surat keterangan kelulusan bagi mahasiswa yang sudah menyelesaikan studi ( sidang );
4. Memohon kampus untuk memberikan subsidi kuota kepada mahasiswa;
5. Memohon kampus untuk bisa lebih tranparansi dalam segala hal berdasarkan UU pada no. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan infomasi publik.
Dalam aksi ini, tepat pada pukul 09:00 maka barisan aksi sudah berdiri kokoh di halaman depan Sport Center. Dengan komando Fahmi selaku Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, terus mengingatkan koordinasi lapangan untuk menjaga barisan pasukan agar tidak bertumpuk. Mengingat, aksi hari ini harus dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan maka masker dan menjaga jarak terus diberlakukan. Adapun atribut lain yang harus digunakan adalah almamater biru kebanggaan IAIN Pontianak dan tali rapia yang terikat di lengan pasukan aksi. Atribut resmi yang digunakan demi keberlangsungan kenyamanan saat aksi agar tidak ada penyusup yang melakukan orasi tanpa sepengetahuan koordinasi lapangan sehingga membuat kericuhan aksi damai pada hari ini.
Waktu telah menunjukkan pukul 09:30, para pasukan aksi masih menunggu beberapa pasukan lainnya agar bersama-sama saat berjalan menuju gedung Rektorat. Sembari menunggu, koordinasi lapangan menghitung jumlah aksi. Pada saat menghitung, jumlah aksi adalah 87 orang yang kemudian disusul dengan pasukan aksi dari FASYA ( Fakultas Syariah ) maka bertambah menjadi 107 orang, kemudian ada beberapa dari Fakultas lain yang terus bertambah hingga mencapai angka 120 orang pasukan aksi. Waktu terus berjalan hingga pada pukul 10:00 WIB maka diputuskan untuk bergerak. Pasukan yang berada pada garda terdepan adalah pasukan FEBI ( Fakultas Ekonomi Bisnis Islam ) dengan membawa banner besar berwarna putih dengan tulisan pilox berwarna hitam yang bertuliskan IAIN PONTIANAK #MENGGUGAT. Kemudian, disusul dengan pasukan FASYA ( Fakultas Syariah ) yang membawa bendera merah berumbai kuning dengan bertuliskan Syariah dalam bahasa Arab dengan beberapa pasukan yang memegang kertas manila bertuliskan kegeilisahan mahasiswa tersebut. Setelah itu, FUAD ( Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah ) menyusul dan diakhiri dengan FTIK ( Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ).
Saat berjalan beberapa langkah tersebut, maka pasukan aksi bernyanyi sambil membakar semangat perjuangan aksi hari ini. Kemudian, pasukan berhenti tepat di jalan dekat gazebo yang sudah sangat dekat dengan gedung Rektorat. Pasukan aksi kembali berhenti untuk mendengarkan pengarahan dari koordinasi lapangan dengan mengingatkan bahwa aksi hari ini dilakukan secara damai dan tetap melakukan protokol kesehatan. Setelah berhenti beberapa saat, maka tepat pukul 10:15 pasukan aksi berjalan menuju gedung rektorat dengan bernyanyi sambil mengepal tangan dan dengan lantang menyuarakan keadilan. Setelah sampai di gedung rektorat, maka koordinator lapangan kembali menyusun barisan agar tampak rapi dengan posisi setengah lingkaran. Posisi setengah lingkaran ini terlihat bahwa mahasiswa sedang mengepung gedung rektorat. Dengan berteduh dibawah pohon rindang dengan pijakam rumput hijau, sorakan pasukan aksi terus membara. Satu persatu orator menyampaikan aspirasinya hingga pada pukul 10:45, PLT Dr. Misdah, Mpd turun untuk bertemu dengan pasukan aksi.
Pasukan aksi meminta melakukan audiensi di depan gedung rektorat, namun keinginan tersebut dibantah oleh Misdah.
“Situasi yang tidak nyaman, tidak akan membuat kita bicara dari hati ke hati. Perwakilan 10 orang atau lebih, silahkan ke ruangan saya. Saya tunggu ya,” tegas Misdah.
Akhirnya, koordinasi lapangan berkumpul untuk berembuk siapa saja yang akan mengikuti audiensi di ruangan Sidang Senat yang terletak di lantai 2 Gedung Rektorat. Seteleh berembuk, maka beberapa perwakilan naik yang diikuti dengan awak media. Sedangkan pasukan aksi dibawah, tetap diarahkan dengan baik oleh koordinasi lapangan lainnya.
Reporter : Feby Kartikasari
Editor : Syarifah Desy Safitri