Wartaiainpontianak.com – Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak ikut turun aksi pada Rabu (08/10) atas tindak lanjut dari diketuknya palu Omnibus Law pada Senin (05/10) lalu, langkah ini diambil atas pasal yang tidak memihak ke masyarakat dan cenderung menguntungkan pembisnis atau investor.
Sekitar 500 mahasiswa IAIN Pontianak turut berpartisipasi untuk menyuarakan aspirasi ini, aksi yang menjadi keberpihakan mahasiswa dengan masyarakat Indonesia khususnya Kalimantan Barat.
Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Provinsi Kalimantan Barat menjadi titik tumpu untuk menyuarakan hak-hak masyarakat. Sementara, Auditorium Universitas Tanjungpura (UNTAN) menjadi titik kumpul sebelum bertolak ke Kantor DPRD.
Aksi ini dilakukan secara serentak oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Kalimantan Barat hingga dibentuk dengan penamaan baru menjadi Aliansi Mahasiswa untuk Amanat Penderitaan Masyarakat Kalimantan Barat (AMPERA).
Muhammad Ali Fahmi, Ketua DEMA IAIN Pontianak yang bergabung di AMPERA ini mengatakan mahasiswa IAIN Pontianak harus peka dengan situasi saat ini kita harus menyuarakan hak-hak masyarakat.
“Sebagai mahasiswa terutama mahasiswa IAIN Pontianak kita harus peka dengan situasi saat ini kita harus terus menyuarakan hak-hak masyarakat karena kita merupakan bagian terpenting dari masyarakat,” ucapnya.
Ia menegaskan aksi ini merupakan penyambung lidah atas tindakan yang dilakukan oleh wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat, kita sebagai Agents of Change dan Agents of Control serta tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi menuntut kita harus turut menyuarakan ini.
“Kita sebagai Agents of Change dan Agents of Control serta tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi menuntut kita harus turut menyuarakan ini, ini akibat dari tindakan yang dilakukan wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat,” tegasnya.
Ilham, Menteri Sosial dan Politik (MENSOSPOL) DEMA IAIN Pontianak memimpin doa bersama di depan Sport Center IAIN Pontianak sebelum bersama-sama bertolak ke Auditorium UNTAN.
Alia Bima Sakti, Ketua Khatulistiwa Law Student Association (KHALSA) Fakultas Syariah (FASYA) mengatakan aksi ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa terhadap buruh Indonesia khususnya buruh Kalimantan Barat.
“Ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa kepada buruh di Indonesia terutama buruh Kalimantan Barat,” tungkasnya.
Sebelum menutup, Ia berharap aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa pada aksi ini dapat didengar oleh pihak DPRD Provinsi Kalimantan Barat
“Semoga aksi ini dapat didengar oleh pihak DPRD Provinsi Kalimantan Barat hingga aspirasi yang disampaikan dapat dipertimbangkan.” tutupnya.
Reporter : Sopian Lubis
Editor : Syarifah Desy