www.wartaiainpontianak.com – Mahasiswa IAIN Pontianak seragam kenakan almamater biru, seperti ombak yang bergerak ke gedung DPRD dengan teriakan hidup mahasiswa yang semakin membuat ombak semakin membara, walaupun harus menempuh aspal yang panjang, mahasiswa sedikitpun tak mau mengeluh kepanasan (25/09). Berjalanan dengan tertib, dengan membawa poster masing-masing, dengan tulisan masing-masing pula. Disepanjang jalan teriakan demi teriakan lantang didengarkan, seperti nada lagu yang diubah liriknya menjadi ‘tolak, tolak, tolak RUU’.
“Jangan sampai ada yang terprovokasi, jika ada segera lempar kebelakang,” teriak Khairul Tamam, Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak.
Tetap aman, tanpa harus meloncati trotoar. Mahasiswa aksi IAIN masuk dengan mengucapkan salam.
“Assalamualaikum IAIN datang,” teriak mahasiswa dengan lantang. Dilapangan sudah berbaris teman-teman seperjuangan yang peduli untuk ikut memperjuangkan, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) sudah mengibarkan benderanya.
Mahasiswa IAIN berbaris rapi, masih dengan semangat yang dibawa sebelum pergi walaupun sesekali mencari pedagang asongan yang menjual air untuk dibeli, ada juga yang sudah mengibaskan topi, begitu pula membenarkan tampilan untuk kepentingan insta story. Walau begitu, mereka tetap patuh dengan satu komando.
“Sebelum ini, mari kita kepalkan tangan keatas, kita teriakkan sumpah mahasiswa bersama-sama,”
Mahasiswa aksi semakin riuh saat perwakilan DPRD turun untuk menemui mahasiswa yang turun aksi.
“Saya perwakilan DPRD mengucapkan selamat datang, kami akan memperjuangkan seluruh aspirasi mahasiswa, seperti tolak RUU KPK, RUU KUHP,” ucap Ir. H. Suriansyah, M.MA dengan dikelilingi pejabat-pejabat lainnya.
Beliau juga berjanji akan menyalurkan aspirasi masyarakat.
“Seluruh rakyat harus mendapat perlindungan, semua harus bisa makan, Undang-Undang harus berpihak kepada rakyat,” lanjutnya.
Mendengar hal ini seluruh mahasiswa aksi berteriak “Jangan bohong, jangan hanya tong kosong, ayo buktikan,”
Mahasiswa masih tidak percaya dengan argumen yang disampaikan DPRD, mereka yakin apa yang diucapkan hanya sekedar janji manis dan tong kosong. Mahasiswa sudah mengantisipasi, dengan menggenggam secarik kertas dengan materai mereka meminta perwakilan DPRD Kalbar untuk menandatangani.
“Jika tidak sesuai, kita akan menuntut,” teriak orator kepada mahasiswa yang di gubris dengan kalimat ‘setuju’.
Satu persatu pimpinan mulai bersuara, dengan masing-masing almamaternya yang sudah basah.
“Kita berkumpul untuk menuntut dan menolak, kita sebagai mahasiswa harus melawan. Jika memang suatu saat yang dituntut disahkan kami akan kembali, kami tidak ingin DPR jadi dewan pengkhianat rakyat,” teriak Kaharudin selaku Ketua BEM Universitas Tanjungpura.
Dilanjutkan dengan orasi Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, Tamam memulai dengan berteriak untuk membakar semangat aksi.
“Jika saya bertanya berapa jumlah kalian? Kalian jawab satu, jika sudah bersatu maka akan dapat menumbangkan, kami meminta bapak Presiden untuk menhambil kebijakan, jika tidak maka kami akan bereformasi dan datang dengan jumlah yang lebih besar,” kata Khairul Tamam.
Selang beberapa jam, mahasiswa yang menjadi pimpinan diberikan akses untuk masuk, ruangan cukup memanas saat satu persatu meminta hak untuk bicara masalah yang terkait.
“Ayo segera teman-teman dibawah kasihan harus berpanasan,” kata Ir. H. Suriansyah, M.MA.
Setelah nota kesepakatan sudah disetujui, aksi Mahasiswa IAIN mulai dibubarkan. Sebelum bubar, hasil dari pertemuan tadi dibacakan dengan lantang dan berteriak, seluruh massa tampak bahagia, mahasiswa digiring untuk keluar dan pulang kembali ke kampus.
Reporter: Syarifah Desy