wartaiainpontianak.com- Debat perdana antara calon wakil ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak untuk periode 2024-2025 tidak memuaskan para hadirin yang hadir di Gedung Aula Abdul Rani pada Senin (19/2/2024).
Para penonton merasa bahwa mekanisme debat yang digunakan tidak sesuai harapan, sehingga mereka memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas debat pada acara selanjutnya.
Gio, selaku wakil Dema Fakultas Syaria’ah, mengatakan bahwa debat seharusnya melibatkan adu argumen, pokok pikiran, dan gagasan. Pentingnya untuk panitia melakukan pembaruan peraturan dan mekanisme debat untuk calon Dema di masa depan, dengan mengajukan masukan dari penyelenggara pemilihan sebelumnya. Hal ini tidak menghalangi inovasi dari Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) atau Panitia Pengawas Pemilihan Raya Mahasiswa (PANWASRAM), melainkan bertujuan untuk mengevaluasi potensi mekanisme debat yang lebih baik, efektif, dan bermanfaat.
“Yang saya bayangkan ya sebagaimana yang kita tau tentang esensi debat itu, saling adu argumen, pokok pikiran, gagasan dan lainnya. Boleh mungkin dibenahi peraturan dan mekanisme debat nye untuk debat calon Dema yg akan datang. Mungkin ketuanya bisa minta sharing sama penyelenggara pemirama terdahulu. Juga perlu di ingat, ini bukan menghalangi KPRM atau PANWASRAM untuk berinovasi sendiri. Akan tetapi, agar dapat lebih mudah untuk melihat potensi mekanisme debat yang lebih baik dan efektif serta ada nilai manfaatnya,” Jelas Gio.
Gio juga menyampaikan antara dua paslon tidak maksimal dalam penyampaian gagasan serta menjawab pertanyaan antar sesama paslon.
“Kandidat belum sepenuhnya menjawab apa yang dipertanyakan oleh moderator maupun pertanyaan yang disampaikan sesama kandidat, nah untuk program kerja ini saya juga belum dengar dari kedua kandidat ini atau mungkin saya yang kurang teliti dalam mendengar,” Ungkap Gio.
Selain itu Rara selaku wakil Dema Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah (FUAD) juga mengungkapkan, Tim Sukses (TIMSES) setiap paslon yang terdaftar adalah 15 orang, namun sangat sedikit partisipasi terhadap paslon yang di usung.
“Jumlah setiap timses yang terdaftar ada 15 dari tiap paslon, cuman kehadiran timses kemarin terbilang sangat sedikit. Timses itu adalah jantung dari masing-masing paslon, namanya aja Timses, tim sukses. Berarti harus bisa mensukseskan setiap paslonnya. Jadi seharusnya seluruh timses dapat hadir guna memberikan semangat dan dukungan kepada paslonnya,” Ujar Rara.
Rara juga menambahkan bahwa dalam debat pertama kemarin, masing-masing paslon belum menunjukkan performa maksimal, kemungkinan karena ini adalah kali pertama kita melaksanakan debat setelah dua tahun aklamasi. Harapannya untuk debat kedua nanti, masing-masing paslon dapat menunjukkan performa terbaik mereka dengan membawa Visi Misi dan program kerja melalui argumentasi yang kuat.
“Untuk debat pertama kemarin dari masing-masing paslon belum menunjukan performa yang maksimal, mungkin karena kita baru melaksanakan debat kembali setalah 2 tahun aklamasi. ya harapannya untuk debat kedua nanti dari masing-masing paslon dapat menunjukan performa terbaik mereka dengan membawa Visi Misi dan progja mereka melalui argumentasi yang apik,” Ucap Rara.
Panelis debat juga memberi tanggapan terkait kondisi debat yang dinilai kurang efektif karena tidak melibatkan mahasiswa yang hadir.
Sopiyullah selaku Panelis debat mengatakan, Debat ini bisa menjadi indikator untuk menilai siapa pemimpin yang paling ideal untuk dipilih. Hal yang paling penting adalah substansi dari apa yang disampaikan oleh masing-masing paslon, yang seharusnya menjadi nilai tambah bagi yang lain. Namun, kemarin kurang menarik dan kurang menggugah semangat.
“Ini harus jadi catatan penting untuk dimaksimalkan atau agar lebih terstruktur. Karena debat ini dapat dijadikan prediksi mana pemimpin yang ideal untuk dipilih. Yang paling pentingkan substansi dari yang disampaikan paslon untuk menjadi nilai bagi yang lain, tapi karena kemarin kurang seru nggak gereget,” Ujar Sopi.
Sopi juga memberikan harapan kepada para paslon untuk menjadikan debat ini sebagai ajang pendekatan terhadap mahasiswa lain melalui kampanye.
“Pesan saya, jadikanlah Pemirama yang melibatkan seluruh mahasiswa, sehingga seluruh mahasiswa dapat merasakan. Dan setiap paslon harus pintar mencari dukungan dengan cara-cara baik, sehingga dalam memilih para mahasiswa tau akan memilih paslon mana,” Tutup Sopi.
Penulis : Indah
Penyunting : Tim Penerbitan