wartaiainpontianak.com – Selasa pagi, 27 November 2018, telah dilaksanakan Radio Talkshow Gerakan Cerdas Memilih yang digelar oleh RRI Pontianak di Auditorium Universitas Tanjungpura, Jalan Ahmad Yani Pontianak.
Dari tujuh kota yang ditentukan, Kota Pontianak terpilih menjadi tempat terlaksananya talkshow ini.
Ketua Stasiun RRI Nazwin Achmad mengungkapkan bahwa RRI menggandeng semua dalam menyukseskan, mencerdaskan pemilu 2019. “Salah satunya dengan cara talkshow ini dan berterima kasih kepada KPU, Bawaslu, UNTAN, dan mitra lainnya,” kata Nazwin Achmad.
Kegiatan ini tidak hanya untuk kalangan dewasa maupun mahasiswa, tetapi juga para generasi millenial seperti SMA se-derajat, dan para pemilih pemula penyandang disabilitas di Kota Pontianak untuk menghadapi pemilu 2019.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Mahmuda perwakilan dari Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji yang tidak dapat hadir pagi ini.
“Sukses tidaknya dalam mewujudkan pemimpin yang berkualitas tergantung kepada KPU, Bawaslu, serta pemerintah, dan masyarakat Kalimantan Barat yang ikut mensukseskannya,” kata Sutarmidji, Gubernur Kalimantan Barat seperti yang disampaikan Mahmuda.
Cerdas dan bekualitas adalah tujuan dari diselenggarakan talkshow ini, apalagi pagi tadi sebagian kursi dipenuhi oleh para pelajar dan mahasiswa tentulah sebagai anak muda kita harus cerdas dalam memilih, tidak golput, tidak money politik.
Dela, siswi Islamiah Pontianak mengungkapkan bahwa dirinya adalah pemilih pemula yang akan memberikan suara pada 17 April 2019 nanti. “Saya belum pernah memilih, tapi tahun ini sudah memilih karena itu adalah hak kami,” ucapnya.
Ade, murid Sekolah Luar Biasa (SPB) mengatakan bahwa dia penyandang disabilitas yang juga merupakan pemilih pemula. “Saya murid SLB Pun, saya punya hak untuk memilih presiden untuk bisa membangun Pontianak dan memberikan akses untuk teman-teman difabel, dan bisa belajar. Tetapi yang penting aksesnya apa dan interpretasinya,” kata Ade yang diterjemahkan oleh gurunya.
Ketua Bawaslu RI Abhan menyampaikan alasan pentingnya memilih bagi generasi milenial. “Kehadiran pemilih pada tanggal 17 April tahun depan akan menentukan bagaimana bangsa Indonesia nanti, untuk memilih presiden dan wakil, DPR RI, DPD. Sejati-sejatinya penguasa publik itu adalah masyarakat,” tutur Abhan.
“Media masa diharapkan bisa berperan aktif pada saat sekarang ini karena ada kurang lebih 185 juta pemilih dan 10 juta pemilihnya adalah pemilih pemula. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pemahaman dan butuh analisis,” tambahnya.
Sementara Komisi 1 DPR RI Andreas Hugo berharap media masa dan awak informasi dapat berperan dalam membantu para pemilih pemula pada pemilihan presiden tahun 2019.
Presiden Mahasiswa Universitas Tanjungpura M. Iqbal menegaskan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak termakan money politik. “Kalau kemudian tahun depan ada calon dewan ingin memberikan uang kepada kita maka kita gak akan buyar. Kenapa demikian? Karena kalo ada orang yang berani membeli hak kita berarti dia tidak menghargai kita,” ucap M. Iqbal.
Reporter : Adelia Fitri Milenia
Editor : Imam Maksum