wartaiainpontianak.com – Ihsan Septiadi adalah Founder Pendidikan Yayasan Muda Learning Center memiliki riwayat penidikan yaitu MI Cisaray Ciamis, SMPIT Ibunya Siena Ciamis, SMAIT Ibnu Siena Ciamis, dan juga Ma’had Aly Annu’aimy Jakarta Selatan. Dengan tampilan yang menggunakan kacamata dan janggut yang sedikit membuat Ihsan tampak menawan. Apalagi ditambah dengan kulit putih, hidung mancung dan gaya muda yang terpancar dari dalam dirinya membuat Ihsan tak kalah keren dengan anak muda usia 20an. Saat ini, Ihsan telah menikah dan memiliki 3 orang buah hati, namun anak keduanya telah dipanggil Allah terlebih dulu. Namun Ihsan tak lagi patah semangat untuk terus berjuang membangkitkan semangat dan aura dalam keluarga Ihsan.
Ihsan memulai karirnya dengan melewati badai yang kuat. Kesuksesan nya tidak berlangsung dengan mudah. Semasa SMA, Ihsan berjualan. Mulai dari mengikuti MLM hingga berjualan apa yang mampu menghasilkan uang untuk keperluan dirinya. Ihsan ini adalah seseorang yang sering berhayal. Dengan berhayal, Ihsan mampu menerka-nerka hal apa yang akan terjadi pada dirinya yang akan datang. Menjadi seorang motivator, da’i muda dan Founder Pendidikan Yayasan Muda Learning Center tidak juga membuat Ihsan tidak pernah gugup saat public speaking di depan peserta seminar. Hanya saja, Ihsan mampu melatih skiil public speaking yang dimilikinya dan adanya tanggung jawab dalam diri Ihsan karena dirinya saat ini telah menjadi penginspirasi kaum muda.
Kepercayaan diri itu bukan hal yang memang ada dalam diri melainkan sebuah keahlian yang harus terus dipelajari. Adapun kunci menumbuhkan semangat public speaking dari Ihsan adalah mulai dengan cara sederhana, berhayal dan memiliki materi. Cara sederhana belajar public speaking adalah terus berlatih untuk berbicara dengan vlog atau berani menerima tawaran orang untuk berbicara pada sebuah acara, setelah itu maka berhayal tentang kejadian apa saja yang akan terjadi saat diri kita akan tampil dan harus menguasai materi dengan belajar. Kalau memang tidak pernah tau tentang materi tersebut, mulailah mencari bahan bacaan dengan buku atau google yang mampu menambah materi untuk kita sampaikan saat kita public speaking di depan orang banyak. Pada intinya, coba saja memulai untuk mengasah kemampuan public speaking karena jika tidak diasah dengan cara dilatih maka public speaking tidak akan tumbuh dalam diri tersebut.
Menjadi pemuda berusia 26 tahun yang telah sukses dengan mampu mendirikan sekolah dan telah memiliki rumah membuat dirinya tidak lagi belajar dan berusaha. Ihsan tetap terus belajar dan berusaha untuk terus membagikan kisahnya yang sukses di masa muda kepada orang banyak agar semua orang tidak hanya stagnasi dalam kehidupan yang itu itu saja. Saat ini, Ihsan telah mampu membahagiakan anak istrinya dan orang tuanya. Terlebih lagi ketika Ihsan mampu memiliki rumah sendiri dengan uang hasil kerja kerasnya membuat Ibunya merasa bangga atas pencapainnya.
“Bangga mama dengan Ihsan,” Ihsan merasa teharu karena telah mampu membahagiakan orang tuanya selagi orang tuanya masih ada. Membahagiakan kedua orang tua ini banyak cara, salah satunya adalah dengan keberhasilan dan kegigihan Ihsan untuk mewujdukan impian yang telah dirinya tanamkan dalam dirinya bahwa dirinya akan sukses sebelum usianya 30 tahun dan Ihsan mampu membuktikan kepada semua orang bahwa dirinya mampu sukses di usia 26 tahun dengan omset 1 M.
Bagi Ihsan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita mau terus bermimpi dan mewujudkan nya dengan kegigihan. Belum lagi, jika kepercayaan diri telah padam dalam diri yang akan menutupi keterampilan dalam diri. Sebenarnya, itu semua dapat diatasi dengan terus belajar dan menyatukan visi misi hidup yang kita pegang. Dengan membulatkan tekad yang kuat, maka tidak akan lagi benteng yang menutupi kepercayaan dalam diri untuk kita terus maju dan teruslah bersedekah serta melakukan amal jariah agar harta yang yang kita dapatkan saat ini menjadi bekal akhirat untuk kita. “Ingatlah, bahwa tidak ada kata terlalu muda untuk mewujudkan mimpi. Justru selagi masih muda lah kita harus terus mewujudkan mimpi untuk bahagia di masa yang akan datang.” tutup ihsan.
Penulis: Feby Kartikasari
Editor: Syarifah Desy