Ilustrasi: Luthfi
wartaiainpontianak.com- Mode industri di era modern ini berkembang sangat pesat. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup manusia yang kian beragam. Fenomena ini dimanfaatkan oleh perusahan-perusahan industri mode untuk membuat trend model fast fashion hingga populer secara global.
Fast fashion merupakan istilah industri yang digunakan untuk menggambarkan cepatnya perubahan gaya berpakaian. Fast fashion kini menjadi topik yang kontroversial karena dampak buruknya terhadap lingkungan. Hal ini mendorong banyakaktivis sosial dan lingkungann untuk menyuarakan kekhawatiran mereka dengan menyerukan agar industri fashion lebih bertanggung jawab dan mencari solusi yang berkelanjutan.
Sebenarnya, mengapa fast fashion bisa sangat laku di pasaran? Mulanya perusahaan-perusahaan menawarkan pakaian yang trendy dan bervariasi. Mereka memproduksi dengan jumlah besar dalam selang waktu yang cepat.Harganya pun sangat terjangkau di pasaran meski sering kali kualitasnya rendah. Oleh karena itu, fast fashion menarik minat banyak orang yang ingin tampil modis dengan budgetyang pas. Namun, hal ini mendorong sifat konsumtif dikalangan masyarakat. Mereka cenderung akan membeli pakaian hanya demi mengkuti trend model bukan karena kebutuhan. Terutama di negara yang memiliki empat musim, yang harus mempunyai pakaian sesuai dengan musimnya.
Mengutip laman University Of Washington mengatakan fast fashion adalah salah satu penyumbang limbah terbesar setelah industri minyak. Selain itu menurut Forbes, majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat mencatat, industri fashion menyumbang 10% emisi karbon yang mengakibatkan berbagai masalah lingkungan lainnya. Dilansir dari laman The New York Times menyebutkan salah satu brand fashion terkenal dunia mempekerjakan secara eksploitasi dengan gaji yang minim. Seperti yang terjadi di negara-negara berkembang.
Trend fashion yang silih berganti dengan waktu yang sangat singkat juga beresiko bagi perusahaan fashion sebab mereka memproduksi pakaian dalam jumlah yang besar. Ketika pakaian ini tidak laku di pasaran, produk tersebut seringkali dibuang begitu saja tanpa adanya usaha daur ulang. Hal ini menyebabkan pencemaran limbah lingkungan, kemudian pembuangan Kain-kain yang sembarangan bisa berakhir di lautan hingga banyak dimakan oleh ikan-ikan.
Pada akhirnya mempengaruhi ekosistem laut atau bahkan menumpuk di tempat pembuangan sampah umum. Selain itu, proses produksi pakaian yang menggunakan zat-zat kimiayang berlebihan menyebabkan penurunan kualitas air dan tanah. Bahan-bahan yang digunakan juga menjadi sulit terurai, sehingga membutuhkan waktu lama untuk hancur secara alami. keserakahan akan bahan tekstil membuat sumber daya alam terutama hutan menjadi terancam.
Dengan kesadaran yang semakin meningkat akan dampak negatif dari fast fashion, ada harapan bahwa trend ini akan beralih menuju mode yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perubahan kecil seperti membeli pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama, memanfaatkan pakaian bekas dan mendukung brand yang ramah lingkungan bisa menjadi langkah awal dalam mengurangi dampak buruk fast fashion terhadap bumi.
Penulis: Dede Sri Mulyani
Editor: Cici Paramida