Selasa, November 12, 2024
BerandaBeritaAUDIENSI TAK DIINDAHKAN, MAHASISWA BARU MENUNTUT KEADILAN

AUDIENSI TAK DIINDAHKAN, MAHASISWA BARU MENUNTUT KEADILAN

Sumber Foto : Jurnalis Warta

 

 

wartaiainpontianak.com- Aliansi Mahasiswa Baru (AMB) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melakukan gerakan aksi unjuk rasa dalam menyuarakan tuntutan terhadap kebijakan Ma’had Al Jamiah, di Gazebo IAIN Pontianak, Kamis (19/9/2024).

Aksi ini dilakukan kepada pihak Ma’had dan Rektorat karena dinilai melakukan perubahan kebijakan sistem wajib mukim secara terburu-buru dan kurangnya pemberitahuan informasi kepada seluruh Mahasiswa Baru (Maba) IAIN Pontianak.

Mereka menuntut transparansi hasil tes Baca Tulis Qur’an (BTQ) Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak yang berisi pembagian Maba ke dalam zona merah, kuning, dan hijau, serta menolak perubahan kebijakan secara tiba-tiba terhadap sistem wajib bermukim di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Pontianak, yang semula hanya mahasiswa zona merah yang wajib bermukim, berubah menjadi kewajiban bermukim bagi seluruh maba dengan dibagi dalam 3 sesi, dalam setiap sesi berkisar 4 bulan wajib mukim.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi unjuk rasa terhadap kebijakan sistem Ma’had Al-Jami’ah Rozak mengatakan, bahwa adanya perbedaan hasil kebijakan pra-Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan setelah PBAK selesai dilaksanakan menimbulkan aksi penolakan oleh sejumlah Maba IAIN Pontianak.

“Sebelum pra-pbak, itu tertulis dan tertanda diatas materai bahwe yang pasti ma’had tu adalah zona merah. Tapi mengape setelah pbak selesai, dan keputusan diambil, kemudian tes BTQ dilaksanakan, yang keluar malah konsep ma’had sesi 1, sesi 2, dan sesi 3, itu yang saye minta keadilan dari situ. Lalu keterangan bahwe kami berade di zona merah, kuning atau hijau dari pihak ma’had juga nda ade sehingga kami menuntut transparansi terkait hal itu,” Ungkapnya.

Sebelumnya, audiensi telah dilakukan antara pihak Ma’had Al-Jamiah IAIN Pontianak dan maba IAIN Pontianak dengan menjabarkan tuntutan yang sama, namun audiensi tersebut tidak memiliki hasil.

“Sebelumnye beberape kawan saye udah melakukan audiensi bersame pihak ma’had , tapi tanggapannye mereke malah mengancam, bahkan hasil audiensi kemaren nda ade, cuman ditolak mentah-mentah,” tambah Rozak.

Rozak pun mengungkap, bahwa tidak hanya penolakan yang mereka terima, namun kalimat ancaman juga dilontarkan oleh pihak Ma’had kepada Maba selama audiensi berlangsung.

“Kasian kawan kawan saye yang udah masok lima orang tu, masok masok gitu yak tapi didalam diancam, mereke bilang kalau kalian yang turun cuman 70 puluh orang, Saye bise gerakkan mahasiswa 1000 0rang,” tutup Rozak.

 

 

Penulis : Savitri
Penyunting : Al farizie

RELATED ARTICLES

2 KOMENTAR

  1. Nah benar tu ngpe pulak jdi wajib ma’had semue kalau dh begini barok lh nak ngancam2 ape pajo kau keluarkan surat pernyataan hanya zona merah ma’had setelah pbak kau wajib kan semue org ma’had bengakkk tdk semueee anak IAIN bayar ukt pakai duit org tue tdk semue bise ma’had bengak2 ubi

  2. Lawaknye DEMA,I YANG DI PERCAYA SEBAGAI PRESIDEN MAHASISWA HANYA DIAM DAN MENYAKSIKAN ADIK² DEMO… SAYA APRESIASI KEPADA DEMA,I IAIN…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments